MENU

72 Tahun Republik Indonesia, Menelaah Posisi Presiden Dengan Mata Hati

Menumpas sampai keakar-akarnya kejahatan teroris menjadi Human Obligation Presiden. Dengan tidak mengenyampingkan akar masalah munculnya teroris, keberanian untuk dapat menyampaikan kepada dunia bahwa telah terjadi Ketidakadilan Global (Global Injustice) yang mendiskriditkan sekelompok orang-orang yang fanatik dengan keyakinannya yang merasa telah dimarginalkan dan diberlakukan tidak adil oleh Negara-Negara yang mengklime Negaranya pilar Demokrasi dan Human Right. Kemanusiaan dan keadilan global dalam masalah ini menjadi beban yang harus dipikul dan dipertanggungjawabkan Presiden sebagai Pimpinan Negara maupun sebagai manusia dalam kemanusiaannya (Human in Humanity).

Presiden baru dengan harapan usang (lama) rakyatnya dalam program yang diselogankan oleh Presiden Jokowi sebagai janji-janji politik, harus memunculkan sinar (Ligting) formulasi kabinet dalam program-programnya. “Hidup tak pernah berlaku surut, tetapi sejarah akan mengukir peristiwa-peristiwa masa lalu sebagai suatu catatan dan penilaian oleh masyarakat“, Presiden harus mengukir sejarah monumental dirinya agar selalu dikenang oleh rakyat dimasa depan.

Sekali lagi, permasalahan yang telah diuraikan diatas haruslah menjadi prioritas kerja Presiden dan kebinetnya, kalau tidak rakyat dan sejarah hitam pemerintahannya, akan terwariskan dalam Sore Nation (duka bangsa) dan Next Generation ( generasi penerus ) dimasa depan. “L’ OU LE LEY DONE CHOSE, LA CEO REMEDIE A VENER A CEO”. (Dimana hukum memberikan suatu hak, ia juga memberikan sarana untuk mencabut kembali). (Dr. K/a).

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER