Surabaya, Seruji.com – Spirit 212 atau spirit Al Maidah 51 telah menjelma menjadi kebangkitan ekonomi umat Islam. Sprit tersebut melahirkan beberapa program untuk pemberdayaan ekonomi umat diantaranya minimarket 212, koperasi syariah 212, TV MUI, dan lain-lain.
Dan Sabtu lalu, 28 Januari 2017 menjadi salah satu hari bersejarah bagi warga Muhammadiyah Kota Surabaya. Sebab, pada tanggal tersebut dilakukan grand opening Maida Indonesia, di halaman Kampus Universitas Muhammadiyah, Jalan Sutorejo Surabaya.
Peluncuran secara resmi roti dan outlet Maida itu dilakukan bersamaan dengan Pengajian Pencerah yang dihadiri oleh Ustadz Dr. Bachtiar Nasir, anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Jika soft lounching pada tanggal 25 Desember 2016 lalu lebih pada pengenalan produk, maka dalam grand opening ini telah disiapkan outlet utama Roti Maida yang terletak di Jalan Peneleh VIII No 19, Surabaya.
Menurut keterangan general manager Maida, May Pandu Winoto, bahwa produksi roti Maida telah dimulai pada bulan Oktober 2016. Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Daerah Aisyiyah dan JSM Surabaya memproduksi roti merek Maida. Kemudian adanya Aksi 212 pada tanggal 2 Desember 2016 yang lalu, telah melahirkan spirit berjamaah. Momen itu kemudian menjadi saat yang tepat untuk mempromosikan roti Maida.
Bahan lokal dalam pembuatan roti Maida benar-benar menggunakan tepung produksi umat Muslim sendiri. Roti Maida saat ini merupakan satu-satunya produk yang dikembangkan melalui bisnis berjamaah, yang telah dijamin halal dan menggunakan bahan yang distandarisasi.
Unit usaha roti Maida saat ini meliputi cake dan bakery. Program usaha ke depannya, Maida juga akan mengembangkan usaha catering termasuk aqiqah. Kemudian, Maida juga akan membangun manufaktur untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pembuatan roti secara menyeluruh.
Harapan dari lahirnya usaha ini adalah Roti Maida akan menjadi sahabat masyarakat Indonesia, dan dunia melalui strategi waralaba.
Roti Maida memiliki tiga segmentasi. Segmen pertama adalah premium yang memproduksi roti untuk kalangan atas. Segmen kedua adalah value for money dimana sasaran konsumennya adalah kelas menengah. Dan yang ketiga adalah segmen ekonomis yang memproduksi roti yang dapat dijangkau oleh anak-anak bahkan kaum dhuafa.
Menurut keterangan yang disampaikan oleh May Pandu Winoto, pada bulan Mei 2017 ditargetkan 150 post chanel keagenan mulai beroperasi di seluruh wilayah Surabaya. Pos chanel keagenan ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat berbisnis roti, mulai dari tingkat kelurahan hingga Rukun Warga. Maida akan terus memberdayakan umat dan melakukan ekspansi bisnis ke luar Surabaya, hingga seluruh nusantara dan dunia melalui strategi waralaba. Promosi roti Maida juga terus digencarkan melalui jaringan online dan media sosial.
Langkah konkrit pembuatan roti Maida dan post chanel keagenan merupakan langkah konkrit mengawali penguasaan ekonomi oleh Muslim. Untuk selanjutnya muslim dapat bergotong royong memberdayakan ekonomi umat di sektor-sektor lainnya. (DS)
Keterangan foto: Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Khusnul Khatimah, sedang membeli roti Maida.
Reportase: Dyah Sujiati dan Hesti Nur Laili, kontributor Seruji Surabaya.
Mudah-mudahan mjd awal kebangkitan semangat mandiri ekonomi indonesia, amin
http://holis.konsultandiet.net
Is good,,,, i like, i am seruji
Mantap.. mari kita dukung dgn cara membeli produk roti maida