JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menilai Calon Presiden (capres) Prabowo Subianto dalam dialog yang diadakan Kamar Dagang dan Industri (KADIN), menunjukan kepeduliannya pada persoalan ketimpangan yang terjadi selama ini, khususnya di industri ekstraktif.
“Prabowo pemimpin strategis dan visioner. Tipe pemimpin seperti ini dinilai selalu punya pemikiran dan tindakan berjangka panjang, bukan sekedar pemimpin yang bermodal populisme dan hanya tebar janji jangka pendek. Bukan tipe pemimpin yang hanya pandai menyusun kata, sekedar retorika omon omon,” kata Budiman dalam rilis yang diterima SERUJI di Jakarta, Sabtu (13/1).
Menurut Budiman, membangun keadilan lebih dominan nuansa etis-nya dibanding logis. Sementara memperbaiki ketimpangan harus dibangun secara logis dan rasional, agar pondasi keadilan lebih kuat secara etis.
“Sekedar etis tanpa logis hanya berhenti di area dogmatis,” jelasya.
Prabowo, imbuhnya, adalah pemimpin yang teruji konsisten secara etika, namun selalu berlandaskan pemikiran yang logis dan rasional.
“Dalam hal industri ekstraktif dan Hilirisasi, beliau paham akar masalahnya,” ujarnya.
Ketimpangan atau ketidakadilan nilai tambah antara “pebisnis bahan mentah” dan manfaat yang diterima rakyat di sekitar area pertambangan ekstraktif, sesuatu yang nyata terjadi.
“Hilirisasi menjadi solusi antara yang efektif untuk memperbaiki ketimpangan tersebut.” kata mantan Politisi PDI-Perjuangan ini.
Dengan Hilirisasi, tambah Budiman, pebisnis bahan mentah tidak lagi seenaknya hanya keruk, jual, kirim. Rakyat juga bisa mendapatkan lapangan pekerjaan dan manfaat ekonomi lainnya berkat Hilirisasi.
“Setelah hilirisasi kemudian dilanjutkan dengan industrialisasi skala penuh hingga menghasilkan produk-produk jadi bernilai tambah tinggi.” pungkasnya.