MENU

Mao Tse-Tung Dikubur oleh Generasi Ali Baba (Berakhirnya Komunisme di Cina?)

Catatan Perjalanan Denny JA

Mao Tse Tung memang seorang jenius yang visioner. Ia dikenal luas sebagai ahli strategi militer, intelektual, ahli teori, berikut pula orator dan penyair. Apa jadinya jika aneka bakat itu bercampur dalam satu pikiran? Apa jadinya jika pikiran itu juga percaya pada ideologi komunisme?

Untuk kasus Mao Tse Tung, hasilnya adalah program “Lompatan Jauh Ke Muka,” dan “Revolusi Kebudayaan.” Ia meyakini aparatus negara harus dikerahkan secara massif agar ideologi komunisme diyakini masyarakat secara massif dan seragam.

Tak apa kekerasan digunakan jika diperlukan. Ideologi Komunisme dianggap di atas pikiran bebas manusia.

Di samping Mao memang memajukan Cina, Mao juga kini mulai disalahkan. Ia dinilai bertanggung jawab atas lapar massal dan matinya 70 juta orang selama ia berkuasa. Jumlah orang yang mati dalam kekuasaan Mao adalah yang terbanyak dalam sejarah seorang pemimpin.

Itu bukan mati biasa. Itu mati gabungan dari kekerasan penguasa, meluasnya penyakit dan kelaparan.

Ujar Sidney Rittenbergh, penulis biografi Mao, memang tak bisa dipungkiri. Mao Tse Tung itu raksasa pemimpin namun juga raksasa kriminal. Ia melakukan kebijakan yang berdampak kekerasan massal itu bukan karena ia memang berniat melakukannya. Tapi ia semata konskwensi fantasinya soal ideologi, yang dipaksakan. Itu konsekwensi imajinasi gagasan seorang pemimpin yang sangat berkuasa.

Mao sadar dan tahu. Bahwa untuk membuat Cina cepat maju, programnya mungkin dapat menyebabkan kematian begitu banyak rakyat. Ia menyebutnya sebagai harga yang harus dibayar oleh sebuah revolusi.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER