Tahun 2010, saya mengunjungi Beijing, Cina. Menyempatkan diri saya mendatangi Moseleum Mao Tse Tung. Agen perjalanan saya menyatakan tempat itu termasuk yang paling populer dikunjungi turisme manca negara.
Di dalam moseleum itu, jazad Mao Tse Tung nampak masih segar. Padahal ia wafat tahun 1976. Jasadnya diletakkan dalam peti kaca di atas meja. Bergantian pengunjung melihatnya dari dekat.
Sudah lama saya mendengar jasad pemimpin yang diabadikan oleh pengikut setia. Ada jasad Lenin. Juga jasad Ferdinan Marcos. Namun kali itu pertama saya melihat langsung jasad yang dibalsem.
Terbaca dari riwayat dan asal muasal mengapa jasad Mao Tse Tung dibalsam. Padahal ia sendiri meminta jasanya dikremasi.
Para pengikutnya ingin merawat legitmasi. Sekitar 700 ribu warga suka rela dari aneka privinsi di Cina datang untuk ikut membangun museleum itu. Sengaja pembangunan melibatkan rakyat sebanyak itu sebagai simbol keikut sertaan rakyat Cina dari segala penjuru.
Bahan untuk museleum itu juga diambil dari aneka wilayah. Granitnya dari provinsi Sichuan. Porselin dari provinsi Guondong. Pohon-pohon dari provinsi Shaanxi. Bahan dari aneka provinsi diupayakan menyumbang sesuatu di sana. Itu bentuk penghormatan kolektif kepada bapak komunisme Cina. Mao Tse Tung: Pemimpin Besar!