Yang kemudian menguburkan ideologi komunisme ala Mao Tse Tung adalah raksasa lainnya: Deng Xio Ping. Ujar Deng, “Doktrin dan ideologi tak lagi penting. Buktinya, Cina di bawah Mao dan setelahnya, mandek.
Yang penting itu adalah hasil. Tak penting apakah kucing itu bewarna merah atau hitam. Yang penting kucing itu dapat menangkap tikus.”
Dan tikus yang dimaksud adalah kesejahteraan rakyat. Ujar Deng, “Mao Tse Tung 70 persen benar, 30 persen salah.” Deng pun melakukan reformasi ekonomi. Menurutnya Mao salah. Pasar bebas itu justru diperlukan Cina untuk kemajuan.
Mulailah era diinjeksi pasar bebas terbatas dengan kontrol ketat negara. Ia menyebutnya sosialisme dengan karakter Cina. Menurut Deng, sejak ribuan tahun, orang Cina itu pedagang. Karakter pedagang jangan dihapuskan tapi dikontrol. Pasar bebas ala kapitalisme diperlukan, tapi dimodifikasi.
Di bawah Deng Xio Ping, ekonomi Cina melesat cepat.
Satu dari buah reformasi ekonomi Deng adalah Jack Ma. Ia mendirikan usaha Ali Baba. Itu bukan SOE (State Owned Enterprise). Ali Baba murni perusahan swasta. Ali Baba melakukan ekspansi internasional.
Tanggal 18 September 2014, Ali Baba melakukan IPO, menjual saham di Amerika Serikat. Sejarah mencatat. IPO dari Ali Baba menghasilkan dana 21.8 billion US dolar. Itu setara dengan sekitar 300 trilyun rupiah. Itu adalah IPO terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat, melampaui Google, Facebook dan Twitter digabung menjadi satu.
Sebuah perusahan mencapai prestasi terbesar di pusat negara kapitalisme dunia. Perusahaan itu dari negara yang kini secara formal masih menyebut diri negara komunisme. Namun secara substansial, Cina sudah bukan lagi komunisme.