MENU

Narasi Jokowi “Berani Berantem”, Dinilai Dapat Picu Gesekan Antarpendukung

Fahira mengungkapkan, fokus penyelenggaran Pemilu 2019 yang terpecah dua, antara pileg dan pilpres mempunyai konsekuensi terhadap beban penyelenggaraan dan pengawasan termasuk pengamanan yang tentu lebih berat.

Semua beban ini, lanjutnya, bisa lebih ringan jika para elite mampu membesarkan hati para pendukungnya dengan menanamkan pesan dan pengertian bahwa persatuan dan keakraban kita sebagai warga negara jauh lebih penting dari pada sekedar politik dan hajatan pemilu.

“Bayangkan kalau para elite yang saling berseberangan masing-masing mengeluarkan narasi-narasi yang tidak menyejukkan seperti ini? Bisa dijadikan justifikasi para relawan untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, dan negeri ini bisa kacau. Tolong, ucapkanlah narasi-narasi yang membangun kesadaran, agar pemilu menjadi sebuah kegembiraan,” tpungkas Fahira.

Baca juga: Alumni UI Desak Rektor Tegur Keras Ngabalin Yang Catut Nama UI Dukung Jokowi

Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam acara rapat umum yang dihadiri oleh Relawan Jokowi mengajak relawannya mempersiapkan diri menghadapi Pilpres 2019. Salah satu ajakan Jokowi berani jika diajak kelahi.

“Jangan membangun permusuhan, jangan membangun ujaran-ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah. Tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang lain. Tapi kalau diajak berantem juga berani,” kata Presiden Jokowi di Sentul International Convention Center, Bogor, Sabtu (4/8).

(ARif R/Hrn)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER

Deddy Mizwar

Asmat, Suku Terkaya Indonesia?

5 Kelemahan Komunikasi Lewat Group Chat