SOLO, SERUJI.CO.ID – Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Amien Rais melihat banyaknya jumlah massa tabligh akbar Persaudaraan Alumni (PA) 212 di kawasan Gladag, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Ahad (13/1). Ia pun menyebut hal itu adalah tanda-tanda langit untuk pergantian presiden.
“Jadi, jangan dianggap remeh. Saya melihat ini tanda-tanda dari langit,” kata Amien Rais usai acara tabligh akbar PA 212 di Gladag, Kota Solo, Ahad (13/1).
“Di manapun sudah ada tanda (tentang pergantian presiden), bahkan dari bawah Insya Allah saya lihat juga,” lanjutnya.
Dirinya juga mengatakan gelombang keinginan mengganti presiden sangat kuat dan tidak terbendung.
“Untuk itu lebih baik jangan menggunakan cara-cara kekerasan, yang tidak demokratis,” katanya.
Baca juga:Â Tabligh Akbar PA 212 Putihkan Kawasan Gladag Solo
Terpisah, Ketua Persaudaraan Alumni 212 Soloraya, Raden Jayendra Dewa, mengatakan Tabligh Akbar PA 212 digelar untuk membangun spirit 212 di Monas, Jakarta. Ia ingin mengimplementasikan spirit tersebut di Solo.
Namun, ia menyayangkan sikap aparat yang melakukan penyekatan peserta dari daerah lain yang masuk ke Solo. Akibatnya, banyak peserta tabligh akbar dari luar kota yang tidak bisa mengikuti tabligh akbar.
“Kami sangat menyayangkan banyak saudara kami yang tidak bisa ikut, mereka tertahan perjalanannya. Ada dari Madiun, Sragen, Yogyakarta, dan lainnya,” ujarnya.
Pihaknya mengaku telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada aparat kepolisian.
“Aksi seperti ini cukup pemberitahuan, semua aksi yang melibatkan ratusan ribu orang juga hanya pemberitahuan,” ujarnya.
Baca juga:Â Luncurkan Revolusi Moral, Amien Rais: Untuk Akhiri Revolusi Mental Jokowi
Sementara itu, Wakapolresta Surakarta, AKBP Andy Rifai, menjelaskan bahwa penyekatan di batas kota dilakukan karena acara tersebut ilegal. Polisi telah meminta panitia mengajukan surat izin, namun tak diindahkan.
“Ini kan kegiatan ilegal, tidak ada izinnya. Harusnya kan sesuai UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan Peraturan Kapolri nomor 10 tahun 2012 tentang penggunaan jalan di luar fungsinya,” kata Andy kepada wartawan, Ahad (13/1).
Menurutnya, polisi juga sejak awal meminta panitia memindahkan lokasi tablig akbar ke Masjid Agung. Dengan demikian, acara tidak mengganggu kepentingan masyarakat lain.
“Sejak awal kita pastikan itu kegiatan politik atau tablig akbar, acara agama. Kalau acara agama, kita sarankan ke Masjid Agung. Biar tidak mengganggu masyarakat umum,” katanya.
Ia menilai justru kepolisian sudah memberikan kelonggaran kepada panitia sehingga acara tetap bisa berjalan.
“Justru kami masih memberikan kelonggaran mereka untuk tetap berkegiatan, hanya waktunya dibatasi,” ujarnya. (SU05)
Amiiinnn.