JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mempermasalahkan jika pernyataannya terkait kemungkinan Prabowo Subianto mendapat “jatah” dalam Pilpres 2024 dianggap sebagai sinyal dukungannya terhadap menteri pertahanan itu.
“Ya diartikan sinyal ya boleh, tapi kan saya ngomong juga nggak apa-apa,” kata Jokowi setelah menghadiri HUT ke-8 Partai Perindo di Jakarta, Senin (6/11).
Jokowi tak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pernyataan tersebut.
Saat berpidato di puncak peringatan HUT ke-8 Perindo, Senin (6/11), Jokowi mengatakan setelah dia memenangkan Pilpres 2014 dan 2019, maka saat ini adalah kesempatan bagi Prabowo Subianto untuk menjadi bakal calon presiden di Pilpres 2024.
“Saya ini dua kali wali Kota di Solo menang, kemudian ditarik ke Jakarta, gubernur sekali menang. Kemudian dua kali di pemilu presiden juga menang. Mohon maaf, Pak Prabowo, kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo,” kata Jokowi.
Setelah mendengar pernyataan Jokowi tersebut, Prabowo yang juga hadir di HUT Partai Perindo langsung berdiri dan memberikan hormat. Suasana acara HUT Perindo pun menjadi riuh.
Prabowo pada Pilpres 2019 berpasangan dengan Sandiaga Uno bersaing dengan Jokowi dan Ma’ruf Amin. Setelah kalah dalam Pilpres 2019, Prabowo dan Sandiaga dipercaya Jokowi, masing-masing untuk menjadi menteri pertahanan dan menteri pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabinet Indonesia Maju.
Jokowi menjelaskan partai politik dan masyarakat Indonesia harus hati-hati memilih calon presiden untuk Pemilu 2024. Hal itu karena calon presiden yang nantinya terpilih akan menjadi pemimpin untuk 270 juta rakyat Indonesia di tengah tantangan dunia yang semakin kompleks.
“Ini menakhodai 270 juta rakyat Indonesia. Sebanyak 270 juta lebih rakyat Indonesia. Kenapa selalu saya ulang-ulang, ya memang harus hati-hati. Jangan sembrono,” ujar dia.
Prabowo Subianto telah ditetapkan oleh Partai Gerindra pada Agustus 2022 sebagai bakal capres untuk Pilpres 2024. Pemilu 2024 akan menjadi ajang kontestasi yang kesekian kalinya bagi Prabowo Subianto dalam berlomba memperoleh suara rakyat Indonesia untuk menjadi pemimpin negeri.