MENU

Gubernur NTB Dilecehkan?

MATARAM – Masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) baru-baru ini digegerkan dengan beredarnya broadcast yang berisi surat permintaan maaf salah seorang warga keturunan bernama Steven Hadisurya Sulistiyo kepada Gubernur NTB, KH M Zainul Majdi.

Dalam surat tersebut dinyatakan Steven mengaku menyesal karena telah mengeluarkan kata-kata kotor yang berisi umpatan kepada ulama kharismatik itu, saat sedang mengantri untuk chek in di Terminal Bandara Changi, Singapura pada Ahad, (9/4) yang lalu.

“Dengan ini saya menyampaikan terimakasih kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat Bapak TGH. Muhammad Zainul Majdi dan istri Hj. Erika Zainul Majdi untuk tidak menempuh proses hukum serta memberikan saya maaf atas kekhilafan saya menyebut kata-kata yang tidak pantas, yaitu,’Dasar Indo. Dasar Indonesia, Dasar Pribumi, Tiko!'” tulis steven dalam suratnya.

Gubernur NTB, KH M Zainul Majdi, ketika dikonfirmasi, membenarkan insiden yang menimpa dirinya bersama istri, sesuai dengan kronologi yang beredar di jejaring sosial media.

“Ia benar, semeton (saudaraku-red).” katanya.

Dalam kronologi yang beredar luas di masyarakat, gubernur bersama istri, sedang melakukan antri di salah satu loket antrian di Bandara Changi Singapore. Tiba-tiba, sekelompok orang datang mengaku mengantri lebih dahulu dan minta didahulukan.

Salah seorang rombongan kecil itu bernama Steven. Ia meminta agar gubernur hafizh Qur’an itu pindah dari posisinya, karena dianggap menyerobot jalur antrian. Padahal menurut gubernur, ia bersama istri datang lebih awal ketimbang Steven, sehingga tidak mungkin menyerobot antrian.

Tidak berhenti sampai di situ, setelah Steven diberitahu kalau yang mengantri itu adalah gubernur, ia malah tambah arogan. Ia mengeluarkan kata-kata bernada umpatan yang merendahkan, sehingga sang gubernur merasa perlu melaporkan insiden tersebut kepada pihak kepolisian.

Menanggapi insiden yang menimpa Gubernur NTB ini, ketua Aliansi Umat Islam NTB, Deddy AZ saat dimintai tanggapannya pada Jum’at (14/4), mengaku tersinggung atas arogansi oknum yang merendahkan harga diri ulama yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) itu.

“Tentu sebagai umat muslim dan juga warga masyarakat NTB kami merasa terluka dan tidak bisa terima dengan sikap dan cacian yang demikian keji dari pelaku tersebut karena bagaimanapun TGB tidak hanya sekedar pemimpin tetapi beliau juga adalah sorang ulama,” tegas Deddy.

Menurur Deddy, kejadian seperti ini, tidak hanya sekali terjadi, tetapi selalu berulang.

“Peristiwa ini seperti tontonan yang berulang-ulang. Main hina-hina dan semudah itu dia minta maaf kemudian.” cetus Deddy.

Ia pun menyerukan aparat penegak hukum mengambil sikaf tegas terhadap siapa pun yang bertindak rasis, agar tidak menimpa siapapun di negeri ini.

“Harus ada somasi/peringatan keras jika ada pengulangan perlakuan penghinaan terhadap sipapun dinegeri ini sdbagai efek jera, agar menjadi pembelajaran buat yang lain,” tutupnya.

EDITOR: Ariif R

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

7 KOMENTAR

  1. Sebetulnya memang tdk bisa dipukul rata semua etnis tsb begitu, tapi entah kenapa sejak ada Gubernur yg suka memaki dan bermulut kotor, semakin banyak sja yg menunjukkan arogansinya terang-2an.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER