SAMPIT, SERUJI.CO.ID – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menaikkan status penanggulangan bencana banjir di Sampit dari siaga darurat menjadi tanggap darurat karena banyak korban banjir yang harus dibantu.
“Status tanggap darurat bencana banjir ini diberlakukan hingga 7 Februrari nanti. Dengan peningkatan status ini, maka pemerintah daerah bisa menggunakan anggaran untuk memberikan bantuan kebutuhan pokok kepada korban banjir,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur, Muhammad Yusuf di Sampit, Senin (22/1).
Peningkatan status itu ditetapkan dalam rapat gabungan yang juga dihadiri Wakil Ketua DPRD H Supriadi, Kasdim 1015 Sampit Mayor Inf Amar Nasution dan Kasat Binmas Polres Kotawaringin Timur AKP JM Kusaini.
Rapat juga mendengarkan paparan dari BMKG Haji Asan Sampit, Dinas Sosial dan Bagian Hukum.
BMKG Stasiun Haji Asan Sampit memprediksi, pada akhir Januari sampai awal Februari ada kemungkinan peningkatan curah hujan di Kotawaringin Timur. Bahkan hingga 24 Januari masih ada potensi hujan lebat dan angin kencang.
Curah hujan tinggi diperkirakan terjadi hingga Maret sehingga masih berpotensi terjadi banjir. Karena itulah pemerintah daerah masih harus tetap waspada agar tidak terlambat dalam memberi bantuan kepada masyarakat.
Berdasarkan data, banjir sebulan terakhir melanda 19 desa di tujuh kecamatan dan saat ini masih ada tiga desa yang terendam banjir. Banjir juga menyebabkan 1.300 kepala keluarga yang terdampak banjir dan satu anak meninggal dunia.
Saat ini sudah ada sembilan perusahaan yang memberikan bantuan kepada korban banjir. Pemerintah daerah akan memberikan bantuan karena masih banyak korban banjir yang belum mendapatkan bantuan.
Wakil Ketua DPRD H Supriadi mengatakan, pihaknya setuju penetapan status tanggap darurat. Jika kekurangan dana untuk korban bencana, DPRD siap membantu membahas dan menyetujui dana tambahan.