Saat PT ABC sebagai contoh di atas menerbitkan 200 lembar saham baru misalnya, saham yang saya miliki tetap 1000 lembar. Saham yang dimiliki si B tatap 500 lembar. Tidak berkurang sekali. Yang terjadi justru book value dan market valuenya meningkat.
Jika saat pendirian saya hanya setor Rp 1 juta per lembar, lalu saham baru ini laku dijual dengan Rp 5 juta perlembar, maka market value saham saya kini menjadi Rp 5 juta dikalikan 1000 lembar alias Rp 5 miliar. ROI saya juga meningkat karena ada agio saham Rp 4 juta per lebar yang kedudukannya sama dengan laba di tahan. Sebagai modal pengembangan bisnis PT ABC.
&&&
Pembaca yang baik, saatnya kita tinggalkan mentalitas business owner. Kita enyahkan paradigma business owner. Kita buang jauh-jauh mindset business owner. Jangan bangga disebut business owner. Ubah menjadi paradigma korporasi.
Pelajari dengan baik sejarah dan strategi korporasi, par value, book value, market value, agio saham, cost of capital, corporate live cycle, korporatisasi, gergaji korporatisasi, intangible aset, valuasi, wakaf korporat, dan segala seluk beluk korporasi.
Jadikan dunia bisnis sebagai ibadah sekaligus sebagai sarana menjayakan negeri ini di kancah pergaulan internasional. Menjadi bangsa investor. Bukan bangsa yang mencari investor.
Kembali pada si Fulan pada bagian awal tulisan ini. Dengan paradigma korporasi, Fulan tetap menjadi guru secara profesional. Tekuni sedemikian hingga dikenal luas sebagai orang yang menguasai bidangnya. Sering diminta menjadi nara sumber untuk bidang yang dicintainya itu.
Gajinya diinvestasikan sesuai kaidah investasi modern. Sekitar 50% diinvestasikan sebagai saham di berbagai perusahaan. Bebas finansial dicapai ketika hasil investasi sudah cukup untuk biaya hidupnya.
Tetapi tidak lantas membuat si Fulan harus mundur sebagai guru. Fulan tetap menjadi guru profesional sampai pensiun. Bahkan sampai pensiun pun masih diundang menjadi pembicara seminar di berbagai tempat. Bukan untuk mencari uang. Tetapi untuk memberi makna hidup sesuai bidang yang ditekuni, dicintai dan dikuasainya.
Menjadi investor artinya menjadi pendukung pertumbuhan korporasi besar negeri ini melalu korporatisasi. Akan muncul korporasi besar di berbagai bidang. Korporasi sejati yang mengibarkan sang merah putih di berbagai bangsa. Menjayakan Rupiah karena juga dicari di berbagai bangsa untuk membayar royalti dan dividen kepada korporasi besar dari negeri ini. Indonesia menjadi negeri kaya raya. Sekelas Korea Selatan, atau Jepang, atau bahkan USA. Merdeka!
Artikel ke-386 karya Iman Supriyono ini ditulis di SNF House of Managment pada tanggal 6 Oktober 2022

