MENU

Istana Kadriah, Kesultanan Islam Cikal Bakal Pontianak

< Back 2

Istana Kadriah merupakan bangunan panggung  serupa rumah-rumah tradisional Kalimantan. Hampir semua konstruksinya terbuat dari kayu  belian (kayu besi/kayu ulin) hingga tahan ratusan tahun. Arsitektur istana ini sangat indah, dengan ornamen-ornamen paduan Melayu, Kolonial Belanda dan Timur Tengah. Bagian atas pintu utama istana dihiasi ornamen berbentuk bintang dan bulan sabit, sebagai penanda Pontianak adalah kesultanan Islam.

Istana ini memiliki empat tingkatan lantai dengan anjungan menghadap ke sungai. Bagian lantai utama berdenah segi empat, dikelilingi serambi yang mampu mencegah panas dari pantulan terik mentari ke dalam istana. Seperti rumah Melayu pada umumnya, Istana Kadriyah  berfungsi sebagai kediaman keluarga kerajaan, tempat bermusyawarah, tempat beradat berketurunan, dan tempat berlindung siapa saja yang memerlukan.

Setiap ruangan pada rumah Melayu memiliki nama dan fungsi tertentu. Selang depan berfungsi sebagai tempat meletakkan barang-barang tamu, yang tidak dibawa ke dalam ruangan. Ruang serambi depan berfungsi sebagai tempat menerima tamu pria, tetangga dekat, orang-orang terhormat, dan yang dituakan. Ruangan serambi tengah atau ruang induk berfungsi sebagai tempat menerima tamu agung, dan yang sangat dihormati.

Bagian dalam Istana Kadriah. (foto: istimewa)

Ruang selang samping berfungsi sebagai tempat meletakkan barang yang tidak dibawa ke dalam ruang serambi belakang. Tempat ini sekaligus merupakan jalan masuk bagi tamu perempuan. Ruang dapur dipergunakan untuk memasak dan menyimpan barang-barang keperluan dapur. Karena susunan papan lantainya jarang, maka sampah dapat langsung dibuang ke tanah.

Dari halaman depan kita dapat melihat anjungan, yaitu ruangan yang menjorok ke depan. Ruang ini dahulu digunakan Sultan sebagai tempat istirahat atau menikmati keindahan panorama Kapuas dan Sungai Landak. Disana terdapat  juga sebuah genta yang dulunya berfungsi sebagai alat penanda marabahaya. Di samping kanan anjungan, terdapat sebuah tangga yang menghubungkan teras istana dengan anjungan. Di sisi kanan, tengah, dan kiri depan istana, pengunjung dapat menemukan 13 meriam kuno buatan Portugis dan Perancis.

Suasana di dalam ruangan sejuk dan segar karena banyak memiliki jendela serta ventilasi. Di ruang yang biasanya dijadikan tempat melakukan upacara keagamaan dan menerima tamu ini, pengunjung dapat melihat foto-foto Sultan Pontianak, lambang kesultanan, lampu hias, kipas angin, serta singgasana sultan dan permaisuri.

Istana ini juga menyimpan sebuah Al-Quran bertuliskan tangan Sultan Syarif Abdurrahman al-Kadrie yang disiapkan sempurna hingga 30 juz.

Musaf Al Quran tulisan tangan Sultan Syarif Abdurrahman

Senada dengan Masjid Jami’ Sultan Abdurrahman yang dibangun berjarak  sekitar 200 meter ditepian Kapuas, istana Kadriah didominasi warna kuning terang. Warna ini, menurut tradisi Melayu melambangkan kewibawaan dan ketinggian budi pekerti. Lokasi istana yang berdekatan dengan masjid menunjukkan bahwa, istana dan masjid merupakan satu kesatuan utuh dalam sistem pemerintahan di Kesultanan Pontianak. (Nurur/Iws)

 

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER