Restorasi Sungai
Dalam perjalanan memungut sampah yang kemudian diikuti banyak warga dan komunitas yang bergabung, Misman dan kelompoknya terus terus mengampanyekan restorasi sungai, karena hanya sumber air yang menjadi ikon Samarinda yang bisa diwariskan untuk anak cucu.
Kampanye restorasi untuk sungai Karang Mumus merupakan sebuah upaya untuk menyadarkan semua pihak tentang arti penting sungai bagi manusia dan ekosistemnya, mengingat begitu kompleks permasalahan yang dihadapi sehingga semua elemen harus turut mengampanyekan restorasi bagi sungai Karang Mumus.
Makna restorasi sungai, menurut Misman yang kemudian didaulat menjadi Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) Samarinda. Kini, LSM itu menjadi sebuah gerakan yang amat luas, antara lain terkait dengan restorasi sosial, budaya, ekonomi, ekosistem, air, dan ruang sungai.
Zaman dahulu sungai menjadi sarana utama transportasi warga dalam menjual hasil panen maupun membeli kebutuhan dari Pasar Pagi dan membawa barang dari pelabuhan.
Kemudian sungai Karang Mumus juga menjadi tempat bagi nelayan dan masyarakat mencari ikan, jalur transportasi angkutan pasir yang diambil dari Sungai Mahakam, dan aneka fungsi lainnya yang hingga kini sebagian masih berlangsung.
Untuk mengembalikan fungsi tersebut, sebenarnya bisa dilakukan jika semua pihak memahami tentang apa itu restorasi sosial ekonomi di SKM, sehingga sungai ini ke depan bisa mendatangkan penghasilan bagi warga dan pendapatan asli daerah untuk Kota Samarinda.
Caranya dengan mengembalikan fungsi seperti semula, yakni tujuan Tuhan menciptakan sungai sebagai sumber kehidupan manusia dan makhluk lain di sekitarnya, sehingga semua sadar tidak membuang limbah dan sampah ke sungai, yang juga menjadi habitat sejumlah tanaman.
Jika ini bisa dilakukan, maka limpahan rezeki akan kembali mendatangi Samarinda melalui sungai karena sungai bisa menjadi tempat wisata asri dan memesona, mengingat keberadaannya di tengah kota yang tidak semua daerah memiliki kelebihan seperti itu.
Di bagian tengah dan hulu SKM, zaman dahulu banyak orangutan, bekantan, monyet, dan aneka satwa lain, namun mereka menghilang karena banyak yang diburu, sedangkan tumbuhan khas sungai ditebang sehingga satwa itu menjauh. Mereka tidak memiliki tempat tinggal dan cadangan makanan.
Handak rasanya ulun bedapat….