Selain mendapatkan keterampilan menenun songket, sebutnya para peserta tersebut juga bakal dibekali dengan alat tenun bukan mesin.
“Pada Rakernas Jambore Pemuda Indonesia pada Februari lalu di Jogja, 34 provinsi sudah setuju. Sementara alat sendiri akan ditanggung oleh panitia, dan daerah hanya dibebani ongkos pengiriman,” sebutnya.
Setelah para peserta tersebut mampu membuat dan mengembangkan songket di daerahnya, Pemkot Sawahlunto bersedia membelinya. “Sawahlunto yang akan membeli songket yang dihasilkan para peserta tersebut,” ujarnya.
Dengan telah berkembangnya perajin songket di seluruh nusantara, sebutnya diharapkan ada investor yang bersedia membangun pabrik yang memproduksi bahan baku songket.
Karena, tambahnya bahan baku songket saat ini masih diimpor seperti dari China dan India.