Toyibi mengaku mengetahui mengenai Setnov yang dirawat di RS Medika Permata Hijau dari “breaking news” di televisi, belakangan ada “whatsapp” dari supervisor perawat yang memintanya memeriksa pasien atas nama SN.
“Setelah saya periksa, saya keluar ruangan ada dokter dari KPK yang bertanya apakah pasien ini ‘transportable’ atau tidak? Saya jawab bisa karena jantungnya tidak bermasalah, saat itu kondisi pasien sadar betul. Terakhir saya baru tahu namanya (dokter) Johannes,” jelas dokter Toyibi.
Setelah itu ia pun keluar untuk Shalat Jumat, dan ketika kembali ke RS, Setnov sudah akan dipindah ke RSCM dan pelataran RS Medika Permata Hijau sudah banyak orang.
Sedangkan dokter spesialis bedah Djoko Sanjoto Suhud mengatakan juga mendapat “whatsapp” dari dokter Bimanesh Sutarjo yang memohon konsul pasien dengan riwayat jantung kronis dan riwayat trauma.
“Di jalan menuju Medika, saya ditelepon lagi oleh perawat supervisor tidak usah datang ke rumah sakit karena pasien SN akan ditransfer ke RSCM, saya di jalan balik lagi karena pak SN udah mau ditransfer, jadi saya tidak pernah lihat pasien,” kata dokter Djoko.
Dalam surat konsultasi itu, Djoko juga mengaku tidak ada kondisi darurat yang disebutkan Bimanesh.
“Dari surat konsul tidak ada daruratnya,” ungkap dokter Djoko. (Ant/SU03)