JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan bahwa pidato Prabowo yang mengungkap berbagai krisis itu bukan sedang menyebarkan pesimistis. Ia menjelaskan Prabowo justru ingin rakyat mengenali masalah dan tantangan untuk bisa diantisipasi.
“Mas @prabowo menganalogikan, bak seorang Dokter, untuk mengobati pasien, dia perlu tahu dan menyampaikan fakta penyakit yang dihadapi Pasien. Bila tekanan darahnya tinggi ya nyatakan tinggi. Sehingga tahu apa yang harus dilakukan. Itu bukan pesimis namanya, tapi memaparkan fakta untuk diperbaiki,” kata Dahnil melalui akun Twitter pribadinya, @Dahnilanzar, Senin (31/12).
Mas @prabowo menganalogikan, bak seorang Dokter, untuk mengobati pasien, dia perlu tahu dan menyampaikan fakta penyakit yg dihadapi Pasien. Bila tekanan darahnya tinggi ya nyatakan tinggi. Shg tahu apa yg hrs dilakukan.Itu bukan pesimis namanya, tp memaparkan fakta tuk diperbaiki
— Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) December 31, 2018
Bagi Prabowo, kata Dahnil, untuk mengurus negara ini, maka harus memahami dulu potensi, tantangan, dan masalah yang dihadapi oleh Indonesia.
“Bagaimana mungkin bisa mengurusi negara dengan baik bila tak paham potensi, tantangan, dan masalahnya,” kata Dahnil.
Baca juga:Â Prabowo: Kalau Tak Diantisipasi, Tahun 2025 Kita Krisis Air Bersih dan Impor BBM 100 Persen
“Mas @prabowo mengutip buku Jarot Diamond “How Societies to Fail or Succeed” yang menyatakan “Peradaban termasuk negara bisa runtuh bila tak paham rekam jejak sejarah tantangan yang dihadapi, memilih abai, dan tak punya kemampuan menghadapinya,” imbuhnya.
Dahnil kemudian menyebut tiga jenis ancaman krisis yang diungkap Prabowo dalam “Ceramah Kebangsaan Akhir Tahun” pada Sabtu (29/12) lalu.
“Spesifik Mas @prabowo menyampaikan tantangan bahwa Indonesia diambang tiga krisis. Yakni; Krisis Pangan pada 2045 [IPB], Krisis Energi karena akan jadi net importir energi pada 2027 [BPPT], Krisis Air 2025 [air bersih, air tanah] [World Water Forum]. Ketika jadi Presiden beliau [Prabowo] fokus pada tiga hal tersebut,” tuturnya.
Spesifik Mas @prabowo menyampaikan tantangan bhw Indonesia diambang 3 krisis. Yakni; Krisis Pangan pd 2045 (IPB), Krisis Energi krn akan jd net importir energi pd 2027 (BPPT), Krisis Air 2025 (air bersih, air tanah) (World Water Forum). ktk jd Presiden beliau fokus pd 3 hal tsb.
— Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) December 31, 2018
Untuk menanggulangi potensi-potensi krisis itu, Dahnil menyebutkan tiga pondasi utama di dalam bangunan negara adil makmur. Yakni, jaminan keamanan, jaminan energi, dan jaminan tanah dan air.
Baca juga:Â Prabowo Yakin Mampu Perbaiki Ekonomi Indonesia dengan Singkat
“Bagaimana langkah Mas @prabowo menghadapi tiga tantangan tersebut? Bak satu rumah, Indonesia harus dibangun dengan elemen-elemen ini,” ujarnya.
Bagaimana langkah Mas @prabowo menghadapi 3 tantangan tsb? Bak satu rumah, Indonesia hrs dibangun dengan elemen2 ini. Atap besarnya adl Adil-Makmur dg pondasi2 Jaminan Keamanan, Jaminan Pangan, Jaminan Energi, jaminan Tanah dan air. #AdilMakmur pic.twitter.com/3e2UDLcfSt
— Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) December 31, 2018
Dijelaskan oleh Dahnil, bahwa menurut Prabowo dalam menghadapi tantangan itu dibutuhkan ‘lompatan besar’ dan ‘dorongan besar’.
“Dibutuhkan lompatan besar dan dorongan besar, yang dilakukan melalui kepemimpinan yang kuat dan bermartabat. Kepemimpinan yang tidak dikendalikan, namun mengendalikan,” kata Dahnil mengutip Prabowo. (SU05)