MENU

Status Merapi Masih Waspada, Sebaiknya Jangan Mendaki

YOGYAKARTA, SERUJI.CO.ID – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan status Gunung Merapi hingga Senin (10/12) masih pada level II atau Waspada.

“Meski aktivitas seismiknya meningkat dan mulai menghadirkan kejadian vulkanik, menurut perkiraan tidak akan mengalami erupsi dalam jangka waktu tertentu,” kata Kepala Seksi Metode dan Teknologi BPPTKG Yogyakarta Kusdaryanto di Yogyakarta, Senin (10/12).

Melalui akus Twitter resminya, @BPPTKG, menyatakan bahwa menurut hasil pemantauan via PGM Ngepos, kabut dan gerimis meliputi gunung api tersebut pagi ini, saat suhu udaranya 22,5 derajat Celsius, udara bertekanan 944,4 hpa, dan angin tenang.

BPPTKG menyebutkan berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental periode 30 November hingga 6 Desember 2018 disimpulkan bahwa kubah lava di salah satu gunung teraktif di Indonesia itu masih dalam kondisi stabil dengan laju pertumbuhan relatif rendah.

“Volume kubah lava per 6 Desember 2018 sebesar 344.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.200 meter kubik per hari dan relatif sama dari pekan sebelumnya,” terang Kusdaryanto.

BPPTKG Yogyakarta mendeteksi 35 kali gempa hembusan (DG), empat kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 13 kali gempa fase banyak (MP), 228 kali gempa guguran (RF), 23 kali gempa frekuensi rendah (LF), dan 11 kali gempa tektonik (TT) di Merapi.

Intensitas kegempaan pada pekan pertama bulan Desember lebih tinggi dari pekan sebelumnya.

“Karena itu, kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak disarankan, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana,” ujarnya.

BPPTKG mengimbau warga tetap beraktitivitas seperti biasa. Warga pun diperbolehkan menyaksikan aktivitas guguran lava dalam jarak aman, sekitar tiga kilometer dari puncak gunung.

Pada Jumat (23/11) lalu, Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar ke arah hulu kali Gendol.

“Jarak luncur guguran lava pijar tersebut maksimal 300 meter dengan intensitas guguran rendah dan potensi material yang kecil sehingga belum membahayakan penduduk,” pungkasnya. (Ant/SU05)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER