SERUJI.CO.ID – Seperti diketahui bahwa diabetes merupakan faktor risiko utama penyakit ginjal. Data di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sekitar 30% penderita diabetes melitus tipe 1 dan 10-40% penyandang diabetes tipe 2 akan mengalami gagal ginjal.
Diabetes dan hipertensi merupakan penyebab utama gagal ginjal yang menjalani hemodialisa atau cuci darah, termasuk di Indonesia
Diagnosis diabetes ditegakan atas pemeriksaan gula darah dan Hb A1C dengan kriteria tertentu yang disepakati oleh perkumpulan ahli diabetes atau WHO. Kalau kadar gula darah puasa anda lebih dari 126 mg/dl, atau kadar gula darah dua jam setelah makan, atau gula darah sewaktu lebih dari 200 mg, atau Hb A1C lebih dari 6,5% anda sudah dapat didiagnosis sebagai penyandang diabetes mellitus tipe 2.
Tapi, kalau kadar gula darah anda tinggi, lebih besar dari nilai yang dianggap normal, puasa antara 100-125 mg/dl, dua jam setelah makan antara 140 mg/dl dan kurang dari 200 mg/dl, misalnya 180 mg/dl, anda akan didiagnosis sebagai prediabetes.
Di Amerika Serikat diperkirakan ada sekitar 86 juta penduduknya adalah penyandang prediabetes ini. Di Indonesia, seiring dengan perubahan lingkungan, gaya hidup, dan jumlah penduduk yang kegemukan juga mulai tinggi, diperkirakan jumlah penyandang prediabetes ini mencapai dua kali lipat penderita diabetes tipe 2, atau lebih dari 20 juta orang.
Prediabates: Gula Darah Cukup Tinggi, Tapi Belum Kategori Penyandang Diabetes
Nah, sesuai dengan namanya, prediabetes, penyandangnya belum bisa masuk kategori diabetes, tapi kadar gula darahnya sudah tinggi. Bila mereka tidak melakukan perubahan gaya hidup, maka anda berada dalam jalur cepat menuju diabetes. Sebagian besar dalam 10 tahun akan menjadi penyandang diabetes. Artinya gula darahnya akan meningkat sesuai atau melebihi kriteria untuk diagnosis diabetes dapat ditegakkan.
Sayangnya sebagian besar penyandang prediabetes ini tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit ini. Sering diketahui secara kebetulan, misalnya waktu pemeriksaan medical check-up waktu melamar pekerjaan. Padahal kalau diketahui secara dini, seperti disinggung di atas kemungkinan penderitanya berlanjut menjadi diabetes dapat dicegah, diperkecil, dihindari.
Dan juga perlu diketahui bahwa, walaupun gula darahnya belum memenuhi kriteria untuk diabetes, penelitian menunjukkan bahwa penyandang prediabetes sudah mulai terancam bermacam komplikasi seperti penyakit ginjal, jantung, syaraf, mata dan sebagainya.
Artinya, proses menuju komplikasi itu sudah dimulai dan tidak harus menunggu menjadi diabetes dulu. Jadi, kalau gula darah puasa anda misalnya 115 mg/dl, belum memenuhi kriteria untuk dikatakan diabetes, anda kemudian merasa ok-ok, aman, tidak ada masalah. Padahal fakta sebaliknya, tercancam berbagai komplikasi.
Inilah Beberapa Faktor Risiko Prediabetes
Oleh sebab itu, mengetahui bahwa seseorang sudah menderita prediabetes secara dini sangat penting sekali. Tapi karena gejala, tanda penyakit ini tidak khas, atau sering diabaikan, maka mengetahui faktor risiko seseorang punya kemungkinan besar akan menderita prediabetes sangat penting.
Beberapa faktor risiko itu adalah;
- Usia di atas 45 tahun.
- Mempunyai riwayat keluarga dengan diabetes.
- Tanpa melihat usia, berapapun usia anda, tapi anda gemuk atau overweigt, BMI lebih dari 25.
- Anda termasuk etnis risiko tinggi. Kalau di Amerika Serikat, penduduk asli Amerika, keturunan Afrika, Asia dan kepulauan Pasifik. Untuk kita di Indonesia, sepengetahuan saya, belum ada data berdasarkan etnis ini.
- Mempunyai riwayat diabetes gestational, atau punya bayi waktu lahir dengan berat badan lebih dari 4,5 kg
- Mempunyai penyakit yang dikenal dengan sindroma metabolik, dengan karakterisik kadar kolesterol dan trigliserida tinggi, LDL (kolesterol jahat) tinggi, HDL ( kolesterol baik) rendah, obesitas, hipertensi, dan resistensi insulin.
- Mempunyai sindroma polikistik ovarium (kelainan pada wanita dengan gangguan periode menstruasi, pertumbuhan rambut tidak normal, dan kegemukan)
- Anda punya gaya hidup santai seperti banyak duduk, aktivitas fisik kurang, dan jarang atau tidak berolahraga
Nah, kalau anda mempunyai faktor risiko di atas, tidak harus semuanya, salah satu saja, maka sebaiknya anda konsultasi dan periksakan gula darah