Warning: Trying to access array offset on false in /home/bzyjbelq/seruji.co.id/readers/plugins/td-cloud-library/smart_lists/tdb_smart_list_1.php on line 61
Warning: Trying to access array offset on false in /home/bzyjbelq/seruji.co.id/readers/plugins/td-cloud-library/smart_lists/tdb_smart_list_1.php on line 61
Warning: Trying to access array offset on false in /home/bzyjbelq/seruji.co.id/readers/plugins/td-cloud-library/smart_lists/tdb_smart_list_1.php on line 61
Warning: Trying to access array offset on false in /home/bzyjbelq/seruji.co.id/readers/plugins/td-cloud-library/smart_lists/tdb_smart_list_1.php on line 61
Jangan Pernah Bandingkan Anak, Jika Tak Mau Terjadi Hal Seperti Ini
Anakmu bukan anakmu. Mereka datang melaluimu, tapi mereka bukan milikmu -Khalil Gibran-
SERUJI.CO.ID – Baru-baru ini dunia media sosial dihebohkan dengan curhatan siswa SD saat pembagian rapor.
Hadirilah!
Pengajian Akbar
Penceramah: Orang Tua
Waktu: Setelah pembagian rapot
Tempat: Rumah sendiri
Materi: – Hape jadi sasaran, anak tetangga jadi motivasi
Gratis!!! No Hoax!!!
Postingan ini diunggah di akun facebook seorang guru bernama Laeli Maghfiroh pada tanggal 13 Desember 2018 lalu, dan dibagikan ulang oleh beberapa teman di facebooknya kemudian menjadi viral.
Tak sekedar gurauan belaka. Tulisan tersebut mengungkapkan isi hati anak apabila dirinya dibandingkan dengan anak lain, ataupun saudaranya.
Membandingkan anak sebenarnya bukan solusi bijak untuk mendidik anak agar lebih baik. Alih-alih termotivasi, anak justru akan terluka dan mengalami hal-hal buruk seperti berikut.
1Stres
Sering dibanding-bandingkan dengan anak lain, membuat anak akan merasa terbebani dengan permintaan orang tua. Tak hanya itu, ia pun merasa tertekan untuk bisa seperti apa yang diinginkan oleh ayah dan bunda.
Hal ini bisa membuat jiwa anak terguncang dan stress. Lebih baik, ajak bicara anak dari hati ke hati, tanyakan mengapa performanya dalam belajar mengalami penurunan, hingga berimbas terhadap nilai yang dia dapatkan.
Dengan begini, anak merasa didengarkan dan dihargai.
Rendah Diri
Merasa tak layak dan tak bisa berkompetisi, membuat anak menjadi rendah diri apabila terus dibanding-bandingkan dengan anak lain. Anak juga akan merasa temannya jauh lebih baik dari dirinya. Padahal bisa jadi dia memiliki bidang yang diminati, yang apabila diarahkan dengan baik bisa membuat dia unggul ketimbang teman-teman lain.
2Krisis Percaya Diri
Cap sebagai loser karena sering dibandingkan kemampuannya dengan anak lain, membuat anak merasa tidak percaya diri. Ia cenderung merasa berada di tempat yang salah dan menarik diri dari lingkungan sosial dan keramaian.
3Bakat Terpendam
Setiap anak bisa jadi memiliki bakat terpendam yang butuh dukungan dari orang tua untuk mengembangkan bakat tersebut. Sebaiknya turunkan ego anda untuk tidak menghalagi bakat tersebut, jika bakat yang dimiliki anak tidak sesuai dengan keinginan orang tua.
Dampingi anak dan jangan bandingkan kemampuan dia dengan kemampuan anak lain di bidang yang selama ini mungkin anda harapkan.
4Hubungan Renggang
Terus dibanding-bandingkan dengan anak lain, membuat anak merasa tidak nyaman dan merasa orang tua tidak pernah ada untuk dia. Perasaan tersebut akan menumbuhkan rasa kecewa pada anak, dan membuat melihat orang tua sebagai sumber dari segala sakit hati yang menggerogoti jiwanya. (Nia)
