JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Polisi mengamankan satu terduga pelaku perusakan baliho “Selamat datang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)” hingga bendera Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau, Sabtu (15/12). Wakil Sekretaris Jenderal DPP Demokrat, Andi Arief, mengungkapkan, pelaku mengaku bahwa dirinya disuruh pengurus PDI Perjuangan.
“Keterangan pelaku perusakan yang ditangkap DPC Demokrat malam tadi menyebut dia disuruh Pengurus PDIP,” kata Andi Arief di akun Twitter-nya, Sabtu (15/12).
Keterangan pelaku perusakan yang ditangkap DPC Demokrat malam tadi menyebut dia disuruh Pengurus PDIP. Info awal itu terlalu gegabah jika dipercaya begitu saja. Selama ini hubungan kami baik. Tugas polisi menyimpulkannya. Tidak ada alasan, pelakunya ada. Beda dg kasus lain.
— andi arief (@AndiArief__) December 15, 2018
Andi mengatakan, berdasarkan pengakuan orang yang ditangkap polisi, ada 35 orang yang diperintahkan untuk merusak baliho, spanduk, dan bendera tersebut. Ke-35 orang tersebut dibagi dalam 5 kelompok.
“Satu regu 7 orang. Mereka dibayar Rp 150 ribu per orang. Yang menyedihkan, pemberi order dari partai berkuasa,” ujarnya.
Baca juga:Â Andi Arief Sebut Ada 35 Orang Bayaran Perusak Atribut Demokrat di Pekanbaru
Namun demikian, Andi mengaku pihaknya tidak ingin begitu saja langsung memercayai informasi dari terduga pelaku itu. Untuk itu, ia meminta polisi mengusut tuntas peristiwa tersebut, yang dinilai merusak harga diri partai.
“Info awal itu terlalu gegabah jika dipercaya begitu saja. Selama ini hubungan kami baik. Tugas polisi menyimpulkannya. Tidak ada alasan, pelakunya ada. Beda dengan kasus lain,” kata Andi.
“Partai Demokrat tak akan meladeni provokasi murahan dengan merusak atribut. Kami yakin polisi akan profesional dalam menangani, adil itu diungkap sampai jelas,” imbuhnya.
Andi kemudian menyinggung pemasangan atribut parpol pada zaman Orde Baru. Ia mengatakan, di masa kepemimpinan Soeharto, atribut parpol, seperti PDI dan PPP, selalu diberi ruang.
“Zaman Orde Baru, atribut PPP dan PDI tetap diberi kesempatan tampil. Tidak dirusak massal. Cara Orde Baru atau Golkar waktu itu membuat atribut di tempat yang sama dengan lebih besar dan menutupi atribut PPP dan PDI. Itu cara orang politik. Bukan dengan merusak,” tuturnya.
Jaman Orde Baru, atribut PPP dan PDI tetap diberi kesempatan tampil. Tidak dirusak masal. Cara Orde Baru atau Golkar waktu itu membuat atribut di tempat yang sama dengan lebih besar dan menutupi atribut PPP dan PDI. Itu cara orang politik. Bukan dengan merusak.
— andi arief (@AndiArief__) December 15, 2018
Sebelumnya, perusakan baliho dan spanduk “Selamat Datang SBY” serta bendera Partai Demokrat terjadi pada Sabtu (15/12) dini hari. SBY, yang pagi ini bersama elite Demokrat, mengecek langsung ke lokasi, mengaku kecewa dan sedih atas perusakan itu.
Polrestabes Pekanbaru telah mengamankan pemuda bernama Heryd Swanto (22), terduga pelaku perusakan baliho “Selamat datang SBY”, spanduk, dan bendera Partai Demokrat (PD). Hingga berita ini diturunkan, polisi masih menyelidiki motif perbuatan Heryd tersebut. (SU05)
Jelas banteng
Gak kaget….yo itu2 ae pelakunya.