JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Sekretaris Dewan Pakar Partai Golkar Firman Soebagyo menegaskan, keputusan pemilihan pergantian Ketua DPR oleh Partai Golkar harus melalui mekanisme aturan partai. Hal ini dikatakan Firman terkait banyaknya manuver dilakukan elit partai berlambang Pohon Beringin untuk merebut kursi Ketua DPR.
Firman melanjutkan, mekanisme yang benar dalam memutuskan pergantian adalah rapat pleno DPP yang memutuskan pergantian ketua DPR. Kalau pleno setuju DPP membuat surat ke Pimpinan DPR dan Pimpanan DPR akan membacakan surat di paripurna dan dari paripurna dirapatkan di Bamus apakah Bamus menyetujui pergantian tersebut.
“Kalau setuju baru di sahkan di paripurna dan kemudian ditentukan jadwal pelantikan atau bisa juga langsung dilantik,” kata Firman kepada SERUJI melalui pesan singkat, Sabtu (9/12).
Firman yang juga Wakil Ketua Baleg DPR RI itu menilai, kalau tidak mengikuti mekanisme yang ada, maka sangat dimungkinkan kedepan reputasi Golkar akan semakin rusak di mata publik. Dan terlebih publik akan menganggap Golkar hanya membuat kegaduhan politik selama hampir kurang lebih 4 tahun belakangan ini.
“Kalau dipaksakan dan mekanisme tidak dikuti dan dijalankan akan hancur reputasi Golkar,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI Robert Kardinal melakukan manuver. Robert yang dikenal dekat dengan Setya Novanto dikhabarkan mengatur Azis Syamsudin menjadi Ketua DPR.
Berdasarkan sumber dilingkungan DPP Partai Golkar mengungkapkan Robert membuat pertemuan dengan mengundang Fraksi-Fraksi di DPR RI. Tapi yang hadir hanya Asrul Sani (PPP) dan Cucun Ahmad Syamsurijal (PKB). Selain itu ada pihak Sekjen DPR serta Azis Syamsudin.
“Dalam pertemuan tersebut Robert Kardinal menyampaikan bahwa Setya Novanto mengundurkan diri dan DPP Golkar tanpa rapat pleno menunjuk Azis sebagai pengganti,” ujar sumber yang tak ingin disebutkan namanya, Sabtu (9/12).
Diungkapkan, dalam pertemuan tersebut Azis dan Robert mendesak Sekjen DPR agar bisa segera diagendakan rapat Paripurna untuk pergantian Ketua DPR sebelum penutupan masa sidang hari Selasa (11/12) depan.
Kini Robert juga sedang merancang agar keinginannya itu bisa disetujui Badan Musyawarah (Bamus) yaitu rapat para pimpinan Fraksi dengan Pimpinan DPR RI yaitu Fadli Zon, Fahri Hamzah, Agus Hermanto dan Taufik Kurniawan.
“Manuver Robert sangat membahayakan bagi Golkar. Sebab akan membuat Golkar kembali terpecah. Sebaiknya semua pihak menahan diri. Biarlah pergantian Ketua DPR RI menunggu terpilihnya Ketua Umum DPP Partai Golkar yang baru,” ujar sumber tersebut. (Herdi S/Hrn)