SURABAYA, SERUJI.CO.ID – Ratusan orang tua yang tergabung dalam Komunitas Orang Tua Peduli Pendidikan Anak se-Surabaya (KOMPAK) dengan didukung berbagai elemen pelajar dan masyarakat, hari ini, Rabu (19/6) akan menggeruduk Gedung Negara Grahadi untuk menyampaikan aspirasi kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Koordinator KOMPAK, Jospan menyampaikan bahwa aksi yang akan dilakukan mulai pukul 12.00 WIB tersebut bertujuan untuk meminta Gubernur Jatim menghentikan seluruh proses PPDB SMAN di Surabaya yang menerapkan zonasi berbasis jarak rumah ke sekolah.
“Kami meminta PPDB Zonasi yang telah terbukti tidak berkeadilan dan sistem IT penerimaannya banyak ditemukan masalah untuk dihentikan dan dilakukan evaluasi dengan memperhatikan prinsip keadilan dalam seleksi PPDB,” kata Jospan dalam keterangan terulis yang diterima SERUJI di Surabaya, Rabu (19/6).
Jospan mengungkapkan selama dua hari proses PPDB SMAN yang dimulai sejak Senin lalu, telah banyak anak calon peserta didik yang jadi korban sistem PPDB Zonsai yang seleksinya berbasis jarak rumah ke sekolah.
“Terbukti sistem PPDB ini tidak juga mendekatkan anak ke sekolah terdekat, justru anak diterima di sekolah yang lebih jauh lokasinya dari sekolah yang ada,” ungkapnya.
Dijelaskan juga oleh Jospan, aksi tersebut murni memperjuangkan hak warga Surabaya untuk mendapat layanan pendidikan bagi anaknya dari pemerintah dengan kompetisi yang berkeadilan.
“Anak yang telah belajar keras selama 3 tahun, masa harus gagal melanjutkan pendidikan karena lokasi rumah yang dimiliki orangtuanya jauh dari SMAN terdekat. Mestinya seleksi yang berkeadilan adalah dengan ukuran hasil belajar anak,” tuturnya.
Jospan mengajak warga Surabaya yang merasa dirugikan dengan PPDB yang tidak berkeadilan ini untuk ikut dalam aksi memperjuangkan hak anak bersekolah sesuai keinginannya yang berbasis seleksi hasil belajar anak.
“Mari sama-sama kita tolak PPDB zonasi yang tidak adil bagi anak ini. Seleksi harusnya dilakukan pada kemampuan anak, seperti hasil belajar, bukan berdasarkan kemampuan orangtua memiliki rumah dekat ke sekolah,” tukas Jospan.