MENU

Survei LSI: Airlangga Hingga Budi Gunawan Masuk Bursa Cawapres

JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Beberapa nama politisi dan tokoh nasional mulai mengemuka menjadi calon Wakil Presiden (cawapres) pada Pilpres 2019 mendatang. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei mengenai popularitas para tokoh yang berpeluang maju sebagai cawapres.

LSI membagi 5 (lima) jenis bursa wapres di Pilpres 2019 nanti. Kelima jenis itu berasal dari panggung berbeda. Ada wapres berlatar belakang militer, berlatar belakang Islam, berlatar belakang partai politik, pemimpin atau gubernur provinsi strategis dan berlatar belakang profesional.

Untuk wapres berlatar belakang militer, tiga nama ini paling menonjol. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan popularitas sebesar 71,2 persen, Gatot Nurmantyo dengan popularitas sebesar 56,5 persen, dan Moeldoko dengan popularitas 18,0 persen.

“Meskipun popularitas Moeldoko masih rendah, namun masuknya Moeldoko dalam kabinet Jokowi membuka peluang memainkan langkah gambit,” jelas peneliti LSI, Adjie Alfaraby di kantot LSI, Jakarta, Jumat (2/2).

Dari bursa cawapres berlatar belakang Islam, ada 2 nama yang berpeluang dibanding tokoh yang lain. Kedua nama tersebut Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan popularitas sebesar 32,4 persen dan TGH M. Zainul Majdi (TGB) 13,9 persen.

“Cak Imin sudah pula mulai aktif melakukan sosialisasi sebagai cawapres. Sungguhpun tingkat pengenalan Zainul Majdi masih rendah, namun tingkat kesukaan publik yang mengenalnya sangat tinggi, di atas 70 persen,” lanjutnya.

Dari bursa cawapres dari latar belakang partai politik, menurutnya ada 2 (dua) nama yang muncul. Ketua Umum partai Golkar Airlangga Hartarto dengan popularitas sebesar 25 persen, dan Budi Gunawan sebesar 16 persen.

“Budi Gunawan saat ini menjabat sebagai Kepala BIN. Sejarah membawanya melambung dengan simbol PDIP. Sementara Airlangga Hartarto juga datang tak terduga. Sejarah pula yang membawanya menjadi ketum Golkar dalam ‘injury time’, dan momen menentukan,” ucap Adjie.

Cawapres berlatar belakang partai hanya dimasukan PDIP dan Golkar, karena lanjut Adjie, kedua partai ini punya kekuatan bargaining lebih besar dibanding partai lain.

Dari bursa cawapres yang berasal dari provinsi strategis yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, hanya Anies Baswedan yang sementara ini muncul. Ketiga provinsi besar lain baru akan melakukan pemilihan kepala daerah Juni 2018 nanti.

“Keempat daerah ini disebut strategis karena populasi pemilih besar. Keempat daerah ini juga punya daya tarik media,” tegasnya. (Herdi S/Hrn)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER