JAKARTA – Setidaknya ada dua pekerjaan rumah (PR) Indonesia ketika Raja Arab Saudi, Salman Abdulaziz Al-Saud, tiba di awal Maret ini. Dua PR tersebut adalah penambahan kuota haji dan kompensasi korban crane yang roboh di Masjidil Haram, Mekah, pada 2015
Pemerintah Indonesia setiap tahun selalu meminta tambahan kuota haji. Tujuannya agar antrean haji yang selama ini mencapai lebih dari 10 tahun bisa diperpendek.
“Memang ada rencana pembicaraan soal penambahan kuota,” ungkap Menteri Agama Lukman Hakim S, di Jakarta, Selasa (28/2). Pemerintah Indonesia akan mengusulkan alternatif agar umat Islam Indonesia bisa lebih banyak bisa berhaji. Dengan demikian, sekaligus bisa memangkas waktu tunggu yang begitu lama.
Alternatif yang diusulkan Indonesia, kata Lukman, adalah menggunakan kuota haji negara lain. Pasalnya, selama ini ada beberapa negara yang tidak memanfaatkan kuota haji yang diberikan Kerajaan Arab Saudi.
PR yang kedua adalah penyelesaian kompensasi korban crane di Masjidil Haram. Pemerintah diharapkan bisa memanfaatkan momen ini untuk mendesak Arab Saudi segera mencairkan kompensasi kepada korban crane asal Indonesia.
“Sampai sekarang pemerintah Arab Saudi belum mencairkan kompensasi kepada para ahli waris atau keluarga korban,” ungkap Ketua DPP Partai Demokrat Khatibul Umam Wiranu. Selama ini para keluarga ahli waris masih menunggu jawaban dari pemerintah Arab Saudi.
EDITOR: Rizky
Adem bacanya kalo udah ngomongin haji