Begitulah Pak situasinya. Mungkin Bapak dan teman-teman serta kolega Bapak sudah bisa melepaskan diri dari predikat pribumi dan suasana kepribumian. Sudah naik ke kelas non-pribumi, katakanlah begitu.
Kalau kami, Pak, masih begini-begini terus. Masih tersekap di ruangan pribumi.
Berutunglah Bapak dan para kolega Bapak sudah melewati fase kepribumian. Sebagai contoh, orang kepercayaan Bapak, Pak Luhut Binsar Panjaitan (Pak LBP), sudah lama melewati fase kepribumiannya. Beliau ini pergaulannya sudah sangat mendunia. Teman dan mitra bisnis beliau banyak orang-orang “seberang” dan orang-orang jenis kami yang bukan lagi berstatus pribumi. Klub Pak LBP boleh dibilang sangat khusus.
Dengar kabar Pak, nomor-nomor kontak di HP Pak LBP pun rata-rata sudah menggunakan foto profil dengan caption “bukan pribumi”. Caption ini, Pak, sekaligus berfungsi untuk memudahkan dan mempercepat proses kalau beliau ingin menelefon teman-teman beliau baik non-pribumi maupun pribumi yang telah naik kelas.
Jadi, Pak Presiden, tidak mudah bagi kami untuk melepaskan diri dari kelas pribumi itu, Pak.
Berat syarat-syaratnya, Pak. Harus banyak duit. Lebih bagus lagi, Pak, banyak duit dan ada pula kekuasaan. Ya itu, kayak Pak LBP. Beliau ini kalau pergi ke Singapura atau ke RRC sudah kayak pulang kampung, Pak. Kawan-kawan beliau banyak di sana, Pak. Orang-orang berduit semua, Pak.
Kalau seperti kami ini? Mana mungkin berubah menjadi orang yang non-pribumi, Pak. Tempat tinggal kami kumuh. Tak mungkin kami ucapkan “Aku ingin pindah ke Meikarta”. Kami bekerja di pabrik-pabrik milik teman-teman Bapak yang sekelas dengan Bapak dan Pak Luhut, Pak.
Salut sm tulisan Lu MAY….bagus.
Non pribumi mmg g tahu diri, dah tanahnya numpang, gk berjuang…eee mentang”.
Kalau saya bilang saya ini pribumi mau apa Lo.
Pribumi dan Non Pribumi itu sudah basi, jangan di bahas lagi.. Sekarang yang penting bagaimana bisa hidup BAHAGIA dan nanti MASUK SURGA.
Pejabat yg korupsi yg berusaha berakrab -akrab dg kaum minoritas dan terjebak dlm permainan kaum minoritas yg ngemplang BLBI yg nilainya 600 T dan mrka lari ke luar negeri.Pejabat-2 yg pribumi tsb ,hanya memperoleh recehannya dan tidak bisa lari kemana-mana,dan bahkan tdk ada pikiran lari ke luar negeri krn pasti tidak bisa hidup disana ,membayangkan saja sudah ngeri,jauh dari sanak famiiy, gotong royong dan persaudaraan.Ingat Pribumi adalah pemenang perang dan meraih kemerdekaan dari penjajah dg pertarungan bukan hadiah.Pribumi juga diakui dan dilindungi PBB, bahkan ada Hari Pribumi sedunia 9 agustus, jdi apa masalhnya??
Itu dilarang menggunakan kata pribumi artinya tidak ada pri atau non pri melainkan bangsa Indonesia, coba anda jelaskan apa itu pribumi ? apakah pribumi itu adalah yang melayu ? Bangsa Indonesia tidak semuanya melayu, lalu bagaimana dengan keturuanan Arab ? apakah disebut pribumi ?. Pemahaman penulis sangat dangkal.
lalu tulisan berikut, Harus siap keluar uang banyak untuk sogok sana sogok sini. Harus juga bisa tipa-tipu, Pak. Harus bisa menghalakan segala cara, Pak. Harus memiliki mentalitas tega, tegas, dan rakus. Harus berani korupsi untuk bisa punya mobil merek mahal, supaya sama seperti mobil saudara-saudara yang bukan pribumi.
apakah yang bersikap seperti itu yang non pribumi ? harus dilihat faktanya hampir semua pejabat adalah non chinese (kalau itu yang anda maksud non pribumi), sedangkan korupsi dilakukan pejabat negara bukan swasta.
jadi kesimpulannya adalah penulis menulis bukan dengan fakta tetapi dengan rasa iri dan dengki.
Itu kan menurut versi anda…saya pribadi suka ulasan tulisan ini..jd jgn menutup fakta kehidupan yg terjadi sekarang..anak kecil juga tau..