Oleh: Ahmad Faiz Zainuddin
SERUJI.CO.ID – Akhir-akhir ini saya sering mendapat broadcast WA, postingan FB, dan pembicaraan simpang siur yang isinya adalah semacam peringatan, bahkan ancaman tentang bahaya “Era Disruption”. Terakhir bahkan ada seorang penulis yang mungkin karena semangat sekali, menyatakan bahwa saking mengkhawatirkannya era disruption ini, mengatakan “bisa membuat anak cucu kita mati berdiri sambil memeluk kitab suci yang entah akan menolong dengan cara apa”.
Maka saya terpaksa membuat tulisan ini, walaupun sedang musim ujian di program MBA saya di UK dan USA.
Setelah saya lacak, histeria dan demam “Disruption” ini sepertinya salah satunya berawal dari buku, ceramah dan tulisan-tulisan Prof Rhenald Kasali, Guru besar FE UI, dan salah satu “World Management Guru”, khususnya dibidang Change Management.
Saya sangat setuju dan menghormati beliau sebagai salah satu tokoh penggerak perubahan yang saya kagumi dan ikuti tulisan-tulisannya. Dan sampai saat inipun saya masih menghormati beliau. Tulisan ini sama sekali “nothing personal”, hanya sekedar perimbangan wacana saja, agar perspektif kita lebih utuh untuk menyikapi gegap gempita demam “disruption era” yang salah kaprah.
Saya merasa ada yang kurang lengkap dari pemaparan beliau yang akhirnya membuat banyak orang ketakutan dan salah paham.
Banyak orang awam yang akhirnya jadi panik, nanti masa depan anak-anaknya bagaimana jika pekerjaan-pekerjaan yang ada sekarang bakal lenyap. Banyak eksekutif perusahaan jadi panik jangan-jangan mereka akan jadi korban “disruption” berikutnya dan akhirnya tergopoh-gopoh mau bertindak, tapi jadi mati gaya karena bingung entah mau melakukan apa.
Analisa Renald kasali sudah disusupi unsur politik hingga analisanya sekarang miring miring
Analisis jitu, jangan banyak baca berita.