MENU

“Berdamailah” Dengan Sakit Anda

Melihat lukisan ini, para pembantu Raja dan penghuni Istana yakin bahwa yang akan dipilih adalah lukisan pertama. Tetapi pilihan Raja ternyata bukan itu, sang raja memilh lukisan ke dua.

Ketika ditanya, mengapa sang Raja memilih lukisan ke dua? Sang raja sambil tersenyum menjawab,

“Kedamaian tidak berarti berada di tempat bahwa segalanya harus sempurna, tidak ada suara, tak ada persoalan atau kesulitan. Kedamaian berarti mendapati dirimu di tengah segala jenis tantangan dengan hati tenang, memandang matahari terbit dan tersenyum, menemukan keindahan dalam warna sekuntum bunga, menemukan kesenangan dalam gerak-gerik seekor kupu-kupu. Bahkan, senyum seorang bocah bisa menghangatkan hatimu.”

Lalu, membaca cerita di atas, saya teringat seorang pasien yang dirawat di ruang hemodialisa (cuci darah), seorang ibu-ibu usia mendekati 60 tahun. Pada usia 35 thun untuk pertama kali dia harus menjalani hemodialisa. Saya dapat membayangkan mungkin sudah puluhan kali pembuluh darah di lipat pahanya ditusuk, ribuan kali pembuluh darah di lengannya dimasukkan jarum yang cukup besar, dan pasti sudah pernah juga pembuluh darah dilehernya dipasang alat khusus agar darah yang dalam pembuluh darahnya dapat mengalir ke luar ke dalam mesin cuci darah dan kembali lagi ke dalam pembuluh darahnya.

Nah, di tengah-tengah prosedur dialisa yang harus dijalaninya paling tidak dua kali dalam seminggu yang sudah berlangsung lebih dari 20 tahun, Ibu ini terlihat masih segar dan sehat sekali. Sementara barangkali banyak pasien lain yang sama-sama memulai hemodialisa dengan dia sudah meninggal. Ibu ini juga saya lihat berbeda dengan kebanyakan pasien lain.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

4 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER