JERUSALEM, SERUJI – Sebuah media Israel mengungkapkan bahwa sesuai dengan keputusan Presiden Donald Trump, pemerintah Amerika Serikat (AS) telah membeli sebuah hotel di kota Jerusalem dalam rangka mempersiapkan pemindahan kedubesnya dari kota Tel Aviv ke kota Jerusalem. Hal tersebut seperti yang dikutip dari The Palestinian Information Center pada hari SeninĀ (25/12) kemarin.
Stasisun televisi chenel 7 Ibrani melaporkan bahwa Hotel yang dibeli tersebut adalah Hotel Diplomat yang terletak di sebelah tenggara Jerusalem dan telah dioperasikan sebagai kantor Departemen Imigrasi dan Penyerapan Tenaga Kerja Israel. Mengutip pernyataan seorang anggota Knesset, Xenia Svetlova dari “kamp Zionis” memastikan bahwa pemerintah AS baru-baru ini telah membeli sebuah bangunan hotel di Jerusalem.
Sementara menurut media-media Israel lainnya disebutkan bahwa kedatangan delegasi Amerika yang dipimpin seorang perwakilan pribadi Trump untuk memeriksa persiapan di lapangan, terkait pemindahan Kedubes AS ke Jerusalem. Perwakilan Pribadi Trump mengatakan bahwa Kedutaan Besar AS akan dipindahkan ke Hotel Diplomat di lingkungan Arnona Al-Quds, hingga pembangunan kedutaan yang permanen selesai. Sebuah tim teknisi menempatkan kamera dan pintu keamanan elektronik di pintu masuk.
Departemen perencanaan Israel menyetujui rencana pendirian sebuah gedung Kedubes AS di Jerusalem yang mencakup kamar-kamar yang dilengkapi tempat-tempat berlindung serta tembok keamanan sekitarnya. Kepala Perencanaan Kota Israel, Meir Turgeman mengatakan bahwa seorang Insinyur kedutaan AS datang khusus ke Jerusalem selama seminggu yang lalu untuk mengawasi rencana pembangunan.
Turgeman menambahkan bahwa standar bangunan yang dipresentasikan kedutaan AS berbeda dengan yang diterapkan di Israel. “Rencana pembangunan ini mencakup pembangunan sebuah gedung yang tidak tinggi, untuk menghindari serangan dengan pesawat terbang”, ujar Turgeman.
Pada tanggal 6 Desember, Trump mengumumkan pengakuan negaranya atas Al-Quds sebagai ibukota Israel dan bermaksud memindahkan kedutaannya ke sana di tengah kecaman dan penolakan yang meluas oleh negara-negara Arab dan internasional. (Jarot/Hrn)