YOGYAKARTA, SERUJI.CO.ID – Di Yogyakarta ternyata sudah ada komunitas warung berjalan atau yang lazim disebut Food Truck. Komunitas ini bernama Jogja Food Truck Community dan siap mewadahi warga yang ingin membuka warung berjalan tersebut.
Ketua Jogja Food Truck Community, Arif Santoso mengatakan, hingga Mei 2017 ini jumlah anggota komunitas JFC sudah mencapai angka 20. Jumlah tersebut masih sangat mungkin bertambah mengingat semakin banyak masyarakat yang berminat untuk terjun di dunia bisnis ekonomi kreatif ini.
“Teman-teman memodifikasi mobil ini kisaran harganya Rp 50-100 juta tergantung bagaimana interior yang di mau. Tapi itu belum termasuk harga mobilnya lho, biasanya model minibus seperti Grand Max atau APV,” terangnya saat ditemui SERUJI, Jum’at (29/9).
Di Yogya menurut Arif ada beberapa rumah modifikasi yang siap merombak interior dan eksterior mobil menjadi food truck. Dalam pengerjaannya untuk satu mobil setidaknya memakan waktu satu hingga dua bulan.
“Keuntungan yang kami dapat memang cukup lumayan karena memang selalu banyak event yang minta untuk didatangi, masih sangat terbuka kesempatannya. Tidak hanya di Yogya kami ikut event tapi hingga ke Semarang dan Purwokerto,” pungkasnya.
Bicara mengenai cara memulai bisnis food truck, Arif mengatakan, harus dimulai dengan konsep yang jelas. Konsep itulah yang kemudian diturunkan menjadi menu-menu andalan dan desain karoseri yang ditampilkan pada truknya.
Bila melihat perkembangan sekarang, menurut dia, pengusaha food truck ataupun penyelenggara kegiatan sedang senang dengan konsep desain klasik. Namun, desain itu tentu harus sesuai dengan konsep dan sajian makanannya.
”Oleh karena itulah, lebih sulit menentukan konsep dan mendesain food truck dibandingkan dengan restoran, sekalipun restoran kecil. Belum lagi mengatur desain supaya flow tidak saling bertabrakan antara yang mengambil pesanan, mengolah, dan menyajikan,” tuturnya.
Konsep itu pun akan diturunkan pada cara penyajian.Seperti food truck yang ia miliki, tidak menggunakan piring saji berbahan kertas, melainkan dalam bentuk kerucut atau cone. Selain trendi dan modern, penyajiannya pun handy.
Tidak sekadar ikut gaya berbisnis food truck, tapi adu konsep sangat penting. Namanya juga bisnis kreatif, kreativitas harus dimulai dari ide sebelum kreatif dalam berdagang. (Hanif/Hrn)