JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf menantang Badan Pemenangan Nasional )BPN) Prabowo-Sandi untuk buka-bukaan data hasil hitung internal masing-masing untuk membuktikan data siapa yang benar dan siapa yang berbohong ke publik.
“Terkait quick count dan real count dari kubu Prabowo-Sandi, intinya kita siap mengadu data. Kita sama-sama membuka data dan lembaga survei yang dirujuk,” kata Masinton di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4) yang lalu.
Tantangan yang sama dilontarkan lembaga survei yang tergabung dalam Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) yang dituding BPN Prabowo-Sandiaga telah melakukan rekayasa data survei untuk menggiring opini publik bahwa paslon 01, Jokowi-KH Ma’ruf berdasarkan quick count unggul dari paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandi.
BPN Mengaku Sedang Fokus Kawal Rekap Form C1

Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan pihaknya saat ini masih fokus mengawal rekapitulasi suara yang ada dalam form C1 plano, agar tidak terjadi kecurangan.
“BPN Prabowo-Sandi fokus mengawal C1, dan kami sedang mengumpulkan banyak sekali fakta (kecurangan) yang dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan massif (TSM),” kata Dahnil di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta, dikutip dari Antara, Senin (22/4).
Menurut Dahnil, situasi yang ‘panas’ di masyarakat pasca-pencoblosan suara disebabkan masyarakat melihat adanya kecurangan yang sifatnya terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).
“Silakan saja TKN Jokowi-Ma’ruf melakukan analisis hasil ‘real count’ kami, itu artinya mereka sangat peduli dan khawatir. Namun yang pasti, kami sedang proses pengumpulan C1, jadi ketika mereka menganalisa, mau menggunakan data mana,” ujarnya.
Selain itu Dahnil mengomentari terkait banyak imbauan berbagai pihak agar terjadi rekonsiliasi pasca-Pilpres 2019. Ia menilai rekonsiliasi dilakukan kalau terjadi konflik, namun saat ini tidak ada konflik, yang ada adalah perdebatan terkait perbedaan hasil.
“Perdebatan itu biasa saja dalam setiap kompetisi. Jadi rekonsiliasi itu bisa dilakukan kalau ada konflik, ini tidak ada,” tukasnya.