Penataan kota generasi baru (City 4.0) dipahami memberikan koneksi lebih dekat antara warga dengan daerah tempat tinggalnya, sehingga warga merasa memiliki kampung atau gedung (rumah susun) tempat tinggalnya, serta siap untuk merawat dan membangun tempat tinggal itu.
Pembentukan ruang kota harus bersifat unik dan spesifik, dengan mempertimbangkan komunitas, lingkungan, tradisi, makanan, sumberdaya dan praktek sosialnya.
Lebih jauh lagi, kebijakan pembangunan kota harus mampu menjawab tantangan perubahan iklim, sehingga menyediakan kesempatan untuk model pembangunan yang lestari. Tidak hanya menciptakan aksesibilitas, lingkungan sehat, kondisi demokratis dan pembangunan patisipatif, namun juga menawarkan kota post-anthropocentric.
Itulah kota yang bersahabat dengan lingkungan dan memikirkan kepentingan generasi masa datang.
Gubernur Anies dan Wagub Sandi telah berupaya meletakkan fondasi baru dalam pembangunan kota/provinsi Jakarta, yang semoga menjadi barometer bagi pembangunan kota dan provinsi di Indonesia.
Warga yang menginginkan hidup bahagia di tengah kemajuan kota tentu mendukung kepemimpinan yang mengayomi semua orang, baik pedagang karpet maupun pedagang kaki lima, baik penghuni apartemen mewah maupun rumah susun sewa.
*) Penulis adalah Direktur Center for Indonesian Reform (CIR)
(ARif R)
Mantap jaya…!!!
Semoga Allah meridhai langkah keduanya dalam memimpin Jkt menjadi kota beradab dan santun
Emang gub AniesSandi jadi gub wagub teladan Indonesia
Smangat
Apa ????