BANDUNGĀ – Walikota Bandung, Ridwan Kamil menduduki posisi tertinggi calon Gubernur Jawa Barat 2018 yang diharapkan masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga survei Indo Barometer terhadap 14 nama calon Gubernur Jawa Barat, termasuk Ridwan, yang mendapatkan dukungan tertinggi, 22 persen.
Dalam survei yang dilakukan dari tanggal 27 Februari hingga 7 Maret 2017 tersebut, responden ditanyakan jika ada 14 nama calon gubernur Jabar 2018 yang mana yang mereka pilih. Hasilnya Ridwan Kamil menempati posisi pertama yakni 22 persen, jauh meninggalkan nama yang lain.
Survei dilakukan Indo BarometerĀ terhadap 800 responden di Jawa BaratĀ dengan tajuk “Permasalahan Jawa Barat dan Peluang Calon Gubernur 2018”, dengan margin of error kurang lebih 3,45 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
“Adapun maksud dan tujuan survei untuk melihat permasalahan di Jawa Barat serta peluang calon gubernur 2018,” kataĀ Muhammad Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer.
Ia mengatakan elektabilitas Ridwan Kamil juga masih menempati posisi tertinggi, ketika responden diberi pertanyaan siapa lima nama calon gubernur Jawa Barat 2018 yang akan dipilih oleh respon.
“Jika ada lima nama calon gubernur Jabar 2018, respon akan memilih siapa. Jawabannya pertama Ridwan Kamil 25,3 persen, Deddy Mizwar 19,3 persen, Dede Yusuf 14,2 persen, Dedi Mulyadi 8,1 persen dan Bima Arya Sugiarto 1,9 persen,” kata dia.
Menurut dia, meskipun dari aspek elektabilitas sosok Ridwan Kamil tertinggi namun dari aspek pengenalan (popularitas) masih kalah oleh sosok Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.
“Lima calon dengan tingkat pengenalan tertinggi adalah Deddy Mizwar 97,8 persen, Desy Ratnasari 92,1 persen, Dede Yusuf 91,3 persen, Rieke Diah Pitaloka 72,5 persen dan Ridwan Kamil 65,4 persen,” kata dia.
Ia mengatakan berdasarkan data di atas maka calon gubernur dengan peluang menang terbesar di PilkadaĀ Jawa Barat 2018 adalah Ridwan Kamil karena dengan tingkat pengenalan 65 persen sudah cukup tinggi dan elektabilitas tertinggi.
“Hal ini dikarenakan Ridwan Kamil adalah calon gubernur Jawa Barat dengan tingkat kesukaan tertinggi. Peluang Ridwan Kamil makin besar mengingat tingkat kepuasan terhadap Wagub Jabar petahana Deddy Mizwar 42 persen,” kata dia.
Akan tetapi, kata Qodari, Pemilihan Gubernur dan Wakil Jawa Barat 2018-2023 masih dinamis mengingat pelaksanaannya masih di bulan Juni 2018.
Berikut peringkat elektabilitas hasil survei tersebut:
- Ridwan Kamil (22%)
- Deddy Mizwar (14,1%)
- Dede Yusuf (11,8%)
- Dedi Mulyadi (7,3%)
- Rieke Diah Pitaloka (2,4%)
Sisanya adalah responden yang belum menjawab 34,6 persen.
EDITOR: Harun S
Jujur aja indobarometer dibayar berapa nih sama nasdem hahaha
Memilih pemimpin ituuuuuuuu nih kata Aa Gym dan Inshaa Allah warga jabar manut
1. Lihat apakah dia sholeh bertaqwa (mungkin RK masuk) lalu
2. Lihat dengan siapa dia bergaul, kalo gaul sama maling ya jangan atuh nanti dia melindungi maling bisa jadi suatu saat keseret ikut maling gituuuuu. Disini RK gagal karena dia berteman dengan nasdem sipembela penista agama dan kalo berteman sama nasdem pasti juga akan berteman dengan hanura dan pdip amit amiiiittt…..
Setuju bang
Pokoknya siapapun sebaik sejujur seadil apapun dia kalo yang ngusung partai2 pendukung penista (pdip nasdem hanura) jauhi jauhi jauhi.
Mungkin sudah ada kesepakatan antara RK dan JKW, RK yang tempo hari urung mencalonkan diri jadi cagub DKI krn tekanan JKW, disebabkan akan bisa menghalangi kemenangan si PA (penista agama) oleh sebab itu JKW sangat mungkin memberikan iming2 jadi cagub Jabar kepada RK. Dan terbukti nasdem mengusungnya dengan kesepakatan RK harus mendukung JKW – PA jadi capres n cawapres 2019. nanti menyusul parpol2 lain grup PDIP bahkan akan mengajak pula parpol2 lain di luar grup PDIP. Umat Islam harus tanggap akan kondisi politik ini, jangan sampai terjebak apalagi hampir seluruh parpol berbasis islam sudah diperlemah, dipecah dan diimingi-imingi uang dan kekuasaan sehingga terlupakanlah segala kepentingan umat Islam dan rakyat kecil.
Masih ada waktu bagi masyarakat u tahu dan menentukan pilihan yg tidak mendukung dan didukung sang penista agama…..
Masih cukup waktu bagimasyarakat u tahu dan memilih yang tidak mendukung dan didukung o penista agama.