BANDUNG BARAT, SERUJI.CO.ID –Â Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menargetkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dapat selesai pada 2020 atau mundur dari target sebelumnya yang diperkirakan selesai pada 2019.
Dalam kunjungan kerjanya meninjau lokasi Tunnel Walini di Bandung Barat, Rabu (21/3), Menteri Rini mengatakan pengujian (comissioning) kereta cepat diperkirakan pada 2020. Belum selesainya pembebasan lahan sejak 2016 menjadi kendala penyelesaian proyek ini.
“Kalau sesuai target yang pertama, enggak mungkin. Terus terang saja, kami harapkam comissioning pada 2020,” kata Rini.
Terkait kendala, Rini menyebutkan lahan yang sudah dibebaskan saat ini mencapai 56,5 persen dan masih terus berjalan. Penyelesaian lahan bebas akan dikebut dan ditargetkan selesai ada April mendatang.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dikerjakan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), perusahaan patungan BUMN dengan China Railway International Corporation.
Dalam perkembangan terbarunya, konstruksi tunnel (terowongan) sudah berjalan di wilayah Walini yang terletak di Bandung Barat dan di wilayah Halim Perdanakusuma, Jakarta. Menurut Rini, wilayah Walini dan Halim Perdanakusuma tersebut termasuk dalam bagian titik strategis dari keseluruhan proses pembangunan proyek kereta cepat.
Pembangunan tunnel dilakukan lebih dulu lantaran proses konstruksinya membutuhkan waktu. Dititik lainnya juga sudah dimulai pengerjaan rel layang (elevated). Kereta dengan kecepatan 350 km per jam ini akan mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi sekitar 45 menit.
Kereta ini akan dilengkapi empat stasiun, yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini dan Stasiun Tegalluar. Jalur kereta cepat juga tidak menggunakan jalur rel yang sudah ada, melainkan dibuat jalur rel baru yang sesuai dengan spesifikasi kereta cepat. Kehadiran kereta cepat ini diharapkan mampu memberikan pilihan moda transportasi masyarakat dengan menghemat waktu tempuh, efisiensi serta memberikan transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat.
“Kehadiran kereta cepat bisa menjadi upaya menumbuhkan ekonomi di sepanjang koridor Jakarta Bandung melalui penciptaan sentra ekonomi baru baik di sektor usaha kecil menengah maupun ekonomi masyarakat sekitar,” kata Rini.