Oleh: Asyari Usman
Tadi malam, saya teringat film tentang dampak serangan nuklir. Film itu sudah cukup lama, diputar pertama pada November 1983. Film fiksi ini menceritakan salah satu titik puncak perang dingin (cold war) antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Singkat kisah, Soviet menembakkan rudal nuklir ke AS, jatuh di Kansas City dan Sedalia (kota kecil di Missouri).
Pemandangan kedua kota ini sudah bisa dibayangkan. Hancur berantakan.
Amerika juga melancarkan serangan nuklir ke Soviet. Tetapi, alur cerita The Day After sengaja “mengaburkan” perihal siapa yang lebih dulu menyerang. Saya menduga, pengaburan ini bertujuan untuk “menetralkan” pikiran penonton supaya tidak mengarahkan telunjuk ke salah satu pihak. Sangat menarik.
Sekadar membantu saja, The Day After bisa diartikan “Sehari Setelah” atau bisa juga “Esok Harinya”. Tidak salah kalau kita buat judul “Sehari Setelah Pelantikan”, dst.
Saya minta maaf untuk sedikit saja memparalelkan “cold war” Amerika-Soviet dengan suasana pelantikan Anies-Sandi, Senin kemarin (16/10/2017). Saya juga ingin menjiplak konteks film ini untuk menghiasi pelantikan gubernur baru Jakarta.
Setelah rangkaian peristiwa Kansas City plus serangan “balasan” Washington, Presiden Amerika Serikat mengumumkan gencatan senjata. Langkah gencatan senjata ini sangat manusiawi dan akan memperkecil korban. Karena, di dalam sejarah permusuhan di mana pun, perang yang berkepanjangan tidak pernah memunculkan pemenang.
Bisa aja..tpi klo dri kubu kotak” mncing keributan terus gmana mau adem
Sangat mungkin..