SOLO, SERUJI.CO.ID – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengakui bahwa Indonesia merupakan negara dengan kasus stunting (kekerdilan anak) yang tergolong tinggi. JK mengatakan jika dibiarkan stunting sangat berbahaya bagi generasi muda.
“Indonesia tergolong kritis stunting. Kasus stunting di negara ini tergolong tinggi,” ungkap Jusuf Kalla ketika mengunjungi Posyandu Permata Bunda, Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (12/3).
Stunting sendiri bisa dilihat dari pertumbuhan (tinggi badan dan proses perkembangan) anak yang tidak sesuai usia. Misalnya, idealnya anak perempuan berusia 9 bulan memiliki tinggi 68,9 sentimeter, anak usia 15 bulan kurang lebih setinggi 72 sentimeter. Namun anak yang mengalami stunting tumbuh di bawah standar.
Jusuf Kalla menyebut stunting dipicu berbagai hal. Seperti asupan gizi dan lingkungan yang tidak mendukung.
“Yang harus dilakukan adalah perbaikan gizi, lingkungan, sanitasi, air bersih agar kehidupan anak sehat,” beber JK.
Wapres meminta masyarakat aktif menjaga anak-anak mereka agar tidak mengalami stunting. Posyandu pun memegang peranan penting guna mengatasi persoalan stunting di Indonesia.
Sementara itu, Pemerintah Kota Surakarta mengajak masyarakat meminimalisasi kasus stunting atau kekerdilan dengan melakukan sejumlah upaya, salah satunya memperhatikan dan memastikan asupan gizi calon bayi.
“Masalah kekerdilan ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya masalah sanitasi, pemukiman, dan ekonomi. Permasalahannya 30 persen dari kesehatan, sedangkan 70 persen dari lingkungan dan kondisi sosial,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih di Posyandu Permata Bunda di Solo, Senin (12/3).