SURABAYA, SERUJI.CO.ID – Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) menolak munculnya nama dua bupati yang akan maju di Pilgub Jatim. Dua bupati tersebut adalah Bupati Trenggalek Emil Dardak dan Bupati Ponorogo Ipong Muchlisoni yang saling berebut untuk menjadi wakil bacagub Khofifah Indar Parawansa.
“Masyarakat di desa mendengar Bupatinya maju merasa keberatan,” ungkap Ketua Umum PPDI, Mujito saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (9/11).
Diungkapkan oleh Mujito, dua Bupati tersebut belum memiliki pengalaman yang cukup untuk memimpin provinsi sebesar Jatim.
“Pak De Karwo saja dua periode dan dinilai berhasil memimpin Jatim saja masih memiliki kekurangan. Apalagi dua bupati tersebut yang belum berhasil memimpin daerahnya sudah maju di Pilgub Jatim,” ujarnya.
Menurut Mujito, Bupati Trenggalek Emil Dardak masih muda dan masih panjang kariernya. Jauh lebih baik menyelesaikan satu periode pemerintahannya sebelum naik ke provinsi.
“Buktikan dulu kerja-kerja untuk masyarakat Trenggalek. Tidak bisa menjadi kepala daerah itu hanya mengandalkan ganteng atau istrinya yang artis seperti saat kampanye lalu,” kata Mujito.
Masyarakat, lanjutnya, berharap Emil Dardak menyelesaikan tugasnya di Trenggalek.
“Tunggu satu periode lah. Permintaan dari masyarakat di Trenggalek sudah jelas, minta beliau Jangan maju pilgub dulu. Masih terlalu baru dan belum kelihatan kinerjanya,” paparnya.
Alasan masyarakat itu, kata Mujito, sangat masuk akal dan wajar, karena masyarakat sudah memilih bupati dengan harapan ada perubahan di daerahnya, terutama di desanya.
“Apalagi di daerah Mataraman itu, lebih dikenal dengan urusan etika kesantunan, ketika sudah minta dipilih di pilbub 2015 lalu, maka konsekuensinya adalah manfaat selama 5 tahun periode kepemimpinan. Masyarakat masih ingat janji-janji para bupati itu, dan itu belum satupun terealisasi. Ini kok malah mau maju gubernur,” tandasnya. (Setya/Hrn)