BANGUI, SERUJI.CO.ID – Lebih dari 20 Muslim terbunuh pada sebuah serangan di sebuah masjid di bagian tenggara Republik Afrika Tengah pada saat sholat Jumat, Sabtu (14/10).
“Korban berada di masjid saat gerilyawan Anti-Balaka menyerbu masjid tersebut, menewaskan sedikitnya 20 jamaah,” kata Abdouraman Bornou, seorang pemimpin masyarakat setempat.
Insiden tersebut terjadi di Masjid Djimbi, di bagian tenggara negara tersebut.
Ousman Mahamat, seorang pemimpin komunitas Muslim, mengatakan, “Apa yang baru saja terjadi di Djimbi sangat menghancurkan.”
Sejak 2013, ribuan orang terbunuh dalam konflik sektarian di negara tersebut, dan ribuan orang telah meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan di negara-negara tetangga, termasuk Kamerun dan Chad.
Dalam sebuah laporan tahun 2015, Amnesty International memperkirakan bahwa lebih dari 5.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, tewas dalam kekerasan sektarian di Republik Afrika Tengah meskipun ada pasukan internasional.
Misi perdamaian PBB di negara tersebut, Misi Stabilisasi Terpadu Multidimensional di Republik Afrika Tengah atau MINUSCA, dengan keras mengecam kekerasan tersebut.
“Kekerasan mengakibatkan kematian beberapa anggota komunitas Muslim. MINUSCA dan pemerintah Republik Afrika Tengah akan mengirimkan misi bersama ke Kembe dalam beberapa jam mendatang untuk mengetahui situasi di lapangan, “kata sebuah pernyataan MINUSCA, dikutip dari Anadolu Agency.
“MINUSCA menyesalkan gelombang kekerasan yang mengakibatkan beberapa korban, termasuk penjaga perdamaian. Tindakan kekerasan ini telah berkontribusi terhadap peningkatan jumlah orang terlantar dan kerja kemanusiaan yang lumpuh,” imbuhnya.
Seleka versus Anti-Balaka
Kekerasan meletus di Afrika Tengah pada tahun 2013, ketika Kelompok Seleka yang mayoritas Muslim melakukan pemberontakan yang akhirnya berhasil menggulingkan Presiden Francois Bozize, seorang pemimpin Kristen, yang dia sendiri berkuasa pada kudeta tahun 2003.
Pertarungan sengit terus berlanjut antara Seleka dan pemberontak Anti-Balaka yang mayoritas Kristen.
Milisi Anti-Balaka terdiri dari orang-orang dari bagian selatan dan barat negara ini, yang kebanyakan adalah orang beragama Kristen. Kelompok baru ini mengidentifikasi dirinya sebagai milisi Kristen. Kelompok ini awalnya muncul pada tahun 2013 sebagai kelompok pertahanan diri untuk melawan milisi Seleka yang menggulingkan Bozize, dan didominasi oleh para pendukung Bozize.
Beberapa mantan anggota angkatan bersenjata nasional yang tetap setia kepada Bozize adalah anggota kelompok tersebut. Seleka adalah sebuah aliansi dari beberapa kelompok bersenjata dari bagian timurlaut yang beragama mayoritas Muslim di negara ini.
Hampir setengah dari jumlah penduduk Afrika Tengah bergantung pada bantuan kemanusiaan, menurut info dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB. (Gzl/SU02)
Teroris yang tak terekspos
Afrika tengah belum mampu memberantas Rdaikalisme dan Terorisme..
Teroris yg sesungguhnya yg spt itu