TEMBILAHAN, SERUJI.CO.ID –Â Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Firdaus-Rusli Effendi dalam kegiatan kampanyenya di Kabupaten Indragiri Hilir menyatakan menampung aspirasi dan keluhan petani kelapa setempat yang menjerit akibat harga jual anjlok hingga Rp1.300 per kilogram.
“Semua masyarakat menjerit harga kelapa turun, otomatis penghasilan yang didapatkan terganggu,” kata Koordinator Pemenangan Firdaus-Rusli untuk Indragiri Hilir Bagian Tengah dan Utara Abah Afrizal di Tembilahan, Rabu (28/3).
Abah Afrizal menyebut persoalan harga kelapa atau kopra yang belum sesuai dengan harapan masyarakat saat ini jadi bumerang. Karena Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu penghasil terbesar di Indonesia dan hampir separuh masyarakat setempat menggantungkan hidupnya pada komoditas ekspor itu.
Menurut dia harga jual kelapa di tingkat petani sempat pernah bertengger diangka Rp3.400 perkilogram kini terjun bebas hingga hanya berkisar Rp1.300 perkilogram.
“Anjlok lebih separuhnya, masyarakat tak minta banyak, mereka hanya mau ada kestabilan harga kelapa lagi seperti dulu, karena perekonomian warga bergantung kepada sektor ini, ” keluh dia.
Ia juga menuturkan selain kelapa masih banyak persoalan yang harus diselesaikan di Kabupaten Indragiri Hilir, hal ini pula yang menjadi pekerjaan rumah bagi para calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau yang nantinya terpilih memimpin bumi Lancang Kuning ini.
Diantaranya masalah infrastruktur jalan dan jembatan yang menghubungkan daerah-daerah di Indragiri Hilir, seperti daerah lainnya di Riau, persoalan ini memang harus menjadi perhatian serius, baik oleh pemerintah daerah, provinsi dan juga pusat.
Lalu, ada persoalan air bersih yang hingga kini belum teratasi, keberadaan PDAM dirasa warga belum maskimal, di sebagian wilayah di Inhil warga membutuhkan sumur bor agar bisa memenuhi kebutuhan harian mereka.
Ada juga masalah listrik yang masih menjadi klasik hingga kini belum mampu diselesaikan, di Inhil rasio elektrifikasi listrik PLN masih di angka 40 persen, masih jauh dari harapan, karena begitu banyak warga yang membutuhkan penerangan PLN.
“Persoalan utama disini air bersih, wilayah Inhil jarang hujan, PDAM juga tak maksimal, masyarakat minta dibuatkan sumur bor. Juga infrastruktur jalan serta listrik, disini PLN masih sering mati,” sebut Abah Afrizal.