MALINAU, SERUJI.CO.ID – Tim Ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) turun ke lahan lokasi percetakan sawah desa Malinau Kota, Selasa (21/11). Turunnya tim untuk melakukan pengecekan dan pengambilan sample di 8 titik lokasi yang terdampak pencemaran solar.
Tim ahli dari ITB ini dipimpin Ir V Sri Harjati Suhardi Ph.D. Kelompok Keahlian Bioteknologi Mikroba. Tim ini merupakan Tim yang didatangkan oleh PT BDMS untuk menangani permasalahan pencemaran solar di lahan sawah milik petani.
Saat pengambilan sample Tim didampingi Petani, PPL Pertanian, Babinsa, Babinkamtipmas, Staf Kecamatan Malinau Kota, Sekdes Malinau Kota dan Managemen PT. BDMS.
“Saya salut terhadap perusahaan dan masyarakat yang mengambil langkah cepat untuk menangani tumpahan solar, sehingga kasus ini tidak menjadi kasus berat. Dan kasus yang terjadi sekarang juga lebih ringan dari kasus di tempat lain,” kata Sri Harjati saat berdiskusi dengan warga setempat, Selasa (21/11).
Dijelaskan oleh Sri bahwa pekerjaan rumah yang harus segera dilakukan PT BDMS adalah memulihkan lokasi yang masih tersisa solar. Sistem penanganan yang akan dilakukan tim adalah meniru proses di alam
“Mengingat solar ini merupakan minyak bumi yang kalaupun dibiarkan akan terdegradasi atau terurai dengan sendirinya, namun itu sangat lambat jangka waktunya,” jelasnya.
Tim ITB, lanjut Sri, mengusulkan proses yang dilakukan seperti proses di alam yaitu dengan teknik Biotreatment dengan menggunakan mikroorganisme yang ada pada tanah itu sendiri.
“Mengingat tanah disini adalah tanah yang sudah subur. Karena tanah sudah ada nutrian, hara dan minkroorganisme,” jelasnya.
Disampaikan juga bahwa pemulihan kondisi tanah akan berlangsung cukup cepat, namun tergantung kondisi cuaca.
“Untuk waktu pemulihan ada skenario optimis dan pesimis. Optimisnya dalam waktu 3 minggu itu akan pulih, tergantung cuaca hujan dan lain-lainnya. Jika cuaca buruk terjadi bisa mencapai 5 minggu, baru kita bisa lihat hasilnya,” ungkap Sri.
Disisi lain, Tim dari Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Malinau Petrus meminta metode pengambilan sample harus diperhatikan. Untuk menentukan dampak kerusakan berat dan ringan.
Petrus meminta untuk blocking harus diambil beberapa titik di lapangan, dan pihak DLH juga akan mengambil sample sendiri kemudian dilakukan uji lab sendiri. Dan dibawa ke laboratorium.
“Hasil uji lab harus dibuat tiga, kemudian hasilnya akan di sampaikan ke DLH Propinsi, pemerintah Daerah, untuk masyarakat dan untuk perusahaan,” kata Petrus.
Sebagaimana diketahui PT Bara Dinamika Muda Sukses (BDMS) menyerahkan dana tali asih sebesar Rp500 juta kepada petani sebagai bentuk ucapan permohonan maaf atas tercemarnya lahan petani akibat terkena tumpahan solar dari fasilitas penyimpanan PT BDMS, sebagaimana yang mereka janjikan sebelumnya.
Penyerahan dana tali asih tersebut diserahkan langsung oleh Ibnu Wahyu Hidayat, CSR, External Relations & Security Manager dari PT Mitrabara Adiperdana Tbk sebagai induk usaha PT BDMS di kantor BDMS, di desa Malinau Kota, Senin (20/11), disaksikan oleh Camat Malinau Kota, Danramil, Babinsa, perwakilan dari Polres Malinau, pemangku adat Tidung Malinau yang juga bertindak sebagai koordinator, LSM dan ketua-ketua kelompok tani setempat. (Shd/Hrn)