Tiga poin pernyataan tersebut adalah; Felix Saiuw menyatakan bahwa 1. Pancasila adalah idiologi tunggal di NKRI, 2. Tidak menyebarkan idiologi Khilafah, 3. Keluar dari HTI.
“Sabtu pagi, sekitar pukul 6.30 WIB saat istirahat ditengah perjalanan menuju Surabaya, dengan didampingi Kasat Intel Polres Pasuruan, bersama panitia, kami dapat khabar ternyata Felix Siauw sudah berada di Bangil. Kami merasa dibohongi,” jelas Muafi.
Karena merasa dibohongi, lanjut Muafi, maka ia bersama anggota Banser langsung menuju Masjid Manarul Islam dan meminta Kepolisian melarang ustadz Feliz Siauw untuk naik mimbar.
“Tidak ada mediasi dan kompromi lagi. Semua cara sudah kami lakukan, kami hanya minta pernyataan beliau, toh memang HTI sudah dibubarkan, dan beliau mengakui bahwa tidak anti NKRI. Lagipula pengajian tetap berlangsung, tanpa dia,” tegas Muafi.
Kepada SERUJI, Gus Muafi juga mengklarifikasi dan membantah bahwa anggotanya di lapangan melakukan tindakan anarki dengan berteriak-teriak mengeluarkan kata yang tak pantas.
“Anggota di lapangan tidak masuk ke masjid, hanya diluar, tidak mengganggu satupun jamaah. Kami tidak berteriak-teriak apalagi memukul kendaraan seperti yang dituduhkan. kami hanya menyanyikan Mars Suhbanul Wathon, Mars Banser dan bersholawat,” pungkas Muafi. (ARif R/Hrn)
ada -ada saja ustad suruh tanda tangan peryataan LUCU TUR WAGU…
Banser ormas sakit dan semakin sakit dan sakit lagi dan lagi bertambah sakit..parah..
Mbok ikut ngaji saja dululah….gampang to, baru nanti kalau sdh selesai ada yg bengkok diliruske …ngono la cak…
Ini yg harus nya di bubarin ormas apaan begini ormas kardus
saya mantap dimuhammadiya.dan saya dukung ust.felix.