JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara, meluruskan pernyataan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang menyebut pemerintahan Jokowi berhasil membangun 616 kilometer jalan tol Trans Jawa dalam 4 tahun. Sedangkan pemerintahan periode sebelumnya, disebut Basuki, hanya membangun Jalan Tol Trans Jawa sepanjang 75 km.
Suhendra menilai pernyataan Menterri PUPR tentang keberhasilan pemerintahan Jokowi membangun jalan tol Trans Jawa itu hanyalah klaim sepihak.
“Ini pendapat Basuki Hadimuljono sangat ngawur. Mengecilkan prestasi pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Ini harus dikoreksi agar publik mengetahui fakta yang sebenarnya,” kata Suhendra dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Jumat (21/12).
Suhendra mengatakan, jalan tol trans di Indonesia merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan tol nasional. Sehingga, pembangunan itu tidak bisa dilihat terpisah satu dengan lainnya.
“Membangun jalan tol tersebut ada periodesasi waktunya atau masa pelaksanaan konstruksi yang terkadang tidak berbanding lurus dengan periode pemerintahan atau masa jabatan seorang presiden. Melihatnya harus utuh, tidak bisa terpisah,” ujarnya.
Baca juga:Â Jakarta-Surabaya Terhubung: Jokowi Selesaikan 616 Km, Sementara SBY Sepanjang 75 Km
Dijelaskan oleh Suhendra, sejak 1995-1997, pemerintahan Soeharto melakukan upaya percepatan pembangunan jalan tol 19 ruas sepanjang 762 km yang di dalamnya terdapat ruas Trans Jawa. Namun pembangunan 19 ruas jalan tol ditunda akibat krisis moneter.
Upaya percepatan pembangunan jalan tol digiatkan kembali melalui Keputusan Presiden 7/1998 yang mengatur kerja sama pemerintah dan swasta dalam penyediaan infrastruktur. Selanjutnya pemerintah menerbitkan Keputusan Presiden 15/2002, yang memberi ruang untuk mengevaluasi proyek-proyek jalan tol yang tertunda pada waktu lalu.
Pada masa jelang berakhir pemerintahan Megawati, Undang-Undang nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan disahkan. Selanjutnya turunan undang-undang tersebut adalah terbitnya Peraturan Pemerintah 15/2005 tentang Jalan Tol, yang dirilis pada masa pemerintahan SBY.
“Jalan tol Trans Jawa juga menjadi prioritas utama Presiden SBY pada masa pemerintahannya. Kala itu, SBY memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto berfokus membangun 24 ruas tol Trans Jawa,” katanya.
Mantan Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum ini memerinci sejumlah ruas tol yang dibangun pada era SBY, di antaranya ruas tol Cipali sepanjang 116,75 km dan ruas tol Semarang-Solo seksi I, II, III sepanjang 40,4 km.
Pada era tersebut juga diresmikan ruas tol Surabaya-Mojokerto (kisaran 15-20 km) dan Mojokerto-Kertosono. Sementara ruas tol Solo-Ngawi-Kertosono mulai dikonstruksi.
“Jadi, peresmian tol Trans Jawa saat ini dilakukan merupakan satu kesatuan rangkaian pembangunan jaringan jalan tol di Pulau Jawa,” pungkasnya. (SU05)
Ws kudune…2019PRESIDENANYAR…PAS…
ra ngurus tol……
Tol lagi tolol lagi,,,ngak ada guna itu tol buat kemajuan ekonomi..
Orang pada demo kemanusiaan di dubes cina terorisss,,,kalian kemana sontoloyoo
Emang bisanya gitu singanu mah