MENU

RUANG MANAJEMEN

Diakuisisi atau Mengakuisisi: Satu Demi Satu Jatuh ke Tangan Asing

Akuisisi
Salah satu merek milik Unilever hasil akuisisi produk lokal Indonesia.

Ketiga, adanya tawaran menggiurkan. Inilah senjata sakti perusahaan pengakuisisi. Seperti dalam pembukaan tulisan ini. Para pendiri perusahaan yang telah bekerja keras mendirikan, merintis dan mengembangkan usaha dengan segala susah payahnya diberi tawaran untuk pensiun, istirahat dan menikmati laba selama 25 tahun kedepan berupa uang tunai diterimakan saat ini. Tergiur tidak?

Lalu, bagaimana perusahaan pengakuisisi mendapatkan dana sebesar itu dan bagaimana perhitungannya? Bagaimana menghasilkan laba jika harus mengeluarkan uang setara dengan 25 tahun laba? Di sinilah kuncinya.


Mereka, perusahaan pengakuisisi adalah perusahaan terkorporatisasi. Jika butuh modal tinggal mengumumkan penerbitan saham baru (rights issue) di lantai bursa. Uang dari perusahaan-perusahaan investasi (investment company, IC) pun mengalir deras dengan tuntutan dividen kecil. Sekitar 2-3% pertahun. Para pemegang saham Unilever cukup dengan dividen sebesar 3,28% dari duit yang disetorkannya. Prosentase inilah yang menjadi dasar perhitungan Unilever saat melakukan akuisisi.

Kembali ke contoh di atas, harga akusisi 25 tahun laba itu artinya adalah Unilever akan menerima laba 1/25 alias 4% dari nilai akuisisi tiap tahun. Danamya diperoleh dari menerbitkan saham baru di lantai bursa London dengan membayar dividen 3,28% pertahun. Artinya, dengan akuissi itu Unilever akan untung 0,72% pertahun. Anda sebagai pendiri AMDK XYZ yang diakusisi senang bukan kepalang karena menikmati uang besar 25 tahun laba.

Sementara, ternyata Unilever lebih senang lagi karena akan menikmati selisih laba 0,72% pertahun dari nilai akuisisi. Dan tentu saja angka selisih itu akan terus membesar seiring dengan membesarnya merek AMDK XYZ yang diakusisi dari Anda.

Itulah logika akusisi. Itulah jawaban mengapa satu demi satu perusahaan di tanah air diakusisi oleh pemain global.

Jika tidak ingin diakusisi, satu-satunya cara adalah membesar melalui korporatisasi dan kemudian justru memiliki kemampuan untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan sejenis di luar negeri. Persis seperti cara yang dilakukan Unilever.

Bagiamana, mau diakuisisi atau mengakuisisi?

Tulisan ini pernah dimuat di majalah Matan, terbit di Surabaya

Iman Supriyono
Iman Supriyonohttps://seruji.co.id/profile/iman-supriyono
Senior Consultant at SNF Consulting. Untuk konsultasi silahkan isi form di sini atau Chat Via WA
spot_img

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

SNF TERBARU

Perampok Budiman

Perusahaan Yang Menua

Bom Waktu PDAM Surabaya

Chiquita: Sejarah Korporasi Pisang

Korporasi Sepak Bola: Bali United

SNF CONSULTING

Senior Consultant at SNF Consulting. Untuk konsultasi silahkan isi form di sini atau Chat Via WA

SNF TERPOPULER

Chiquita: Sejarah Korporasi Pisang

Bom Waktu PDAM Surabaya

Perusahaan Yang Menua

Corpopreneur Yes! Entrepreneur No!