MENU

Pengabdian Tragis Dahlan Iskan!

Ia pun sempat menjadi pembantu presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri BUMN. Berbagai kiprahnya di dunia media, di pemerintahan dan bisnis adalah bagian dari sumbangannya untuk negeri. Dahlan adalah salah satu anak bangsa yang merangkak dari bawah sampai menjadi salah satu pengusaha yang berlatar belakang wartawan.

Saya ikut merasakan kesedihannya karena saya tahu bagaimana susahnya ia menghidupkan BUMD yang akhirnya menjeratnya di bui. Saya ikut merasakan betapa susahnya menjalankan BUMD karena saya juga pernah memimpin perusahaan daerah.

Sungguh jauh lebih susah dibanding mengelola perusahaan swasta. Banyak aturan membelenggu bisnisnya. Pemiliknya tidak hanya satu. Selain Gubernur, bupati/walikota, juga para anggota DPRD. Jadi sangat tinggi nuansa politiknya.

Orang yang sudah terbiasa di korporasi swasta akan sangat tertekan untuk memimpin BUMD. Kalau di swasta hanya berorientasi untung atau laba, di perusahaan daerah tidak cukup. Harus mampu menjaga irama hubungan dengan semua pihak. Jika swasta hanya diikat dengan satu UU PT dan aturan sektoral sesuai dengan bisnisnya. Di BUMD beragam aturan, ikut mengikatnya.

Ngeri!. Di perusahaan milik negara atau pemerintah daerah, perusahaan rugi bisa menjadi kasus korupsi. Kelalaian administrasi bisa dianggap pidana korupsi. Meski tak ada aliran dana sepeser pun mengalir ke saku pribadi.

Ngeri! Karena kita tahu ada orang yang cetho welo-welo korupsi ratusan miliar bisa melenggang tanpa beban. Bahkan masih ada yang bisa memimpin lembaga negara. Di sinilah soal di peradilan seperti masalah nasib-nasiban. Nasib baik, ngentit banyak uang negara selamat. Nasib buruk, tak terbukti korupsi bisa masuk bui.

Karena itu, hati saya ikut teriris saat mendengar hakim telah menjatuhkan vonis. Kemarin masih berharap dia bebas. Sebab, saya tahu dia tak ada niat jahat dalam kasus penjualan aset PT PWU. Juga tidak ada aliran dana yang diterimanya. Malah mungkin ia berkorban saat ditugasi untuk menyelematkan dari kebangkrutan.

Rasanya ini memang jalan hidup yang harus dilalui Pak Dahlan: Niat mengabdi menuai bui. Tapi saya yakin, pria yang biasa dipanggil Abah oleh orang di sekitarnya itu akan tabah. Tetap semangat Pak Dahlan! Allah mboten sare.

*) Arif Afandi adalah Wartawan Senior yang kini jadi Ketua Umum Badan Kerjasama BUMD Seluruh Indonesia.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

4 KOMENTAR

  1. Om shanti…

    Kita semua prihatin, namun beliau tetap harus sabar, tawakal dan banyak-banyak istighfar.

    Dari sudut pandang spiritualitas, khususnya – hukum karma (hukum perbuatan), tidak ada buah yang tidak berasal dari benih/bibit. Percaya atau tidak.

    Mungkin tidak disadari, tetapi bisnis media adalah rawan sekali dg terjerumusnya kita dalam dosa-dosa tanpa merasa berbuat dosa. (contoh: menyebarkan berita-berita yg menyangkut aib orang lain, sehingga bukan hanya yang bersangkutan tetapi kerabat, keluarganya dan institusinya juga menanggung malu).

    Mungkin saja selama bisnis media, ada satu dua mereka yang pernah secara tidak sengaja disakiti melalui blow up pemberitaan media milik beliau.

    Beliau mungkin bukan yang melakukannya, tetapi beliau pimpinan/pemilik media. Sangat mungkin, pernah kejadian, ada seseorang yang tidak bersalah, lalu akibat blow up pemberitaan media yang beliau pimpin, seseorang tsb terpaksa harus menjalani hukuman atas kesalahan yg tidak dilakukannya. Kita tidak pernah tahu itu.

    Semoga beliau bersabar, kuat, tetap semangat dan mampu mengambil hikmah. Semoga kita semua menjadi jauh lebih hati-hati, baik dalam memilih bisnis, menjalankan profesi, maupun dalam berkehidupan bersama orang lain. Saatnya berhati-hati dalam level pikiran, kata-kata dan perbuatan.

    Om shanti…

    • Bercermin dari komentar anda, adalah wajar ketika Ahok, pasca kalah di pilkada DKI, diusulkan jadi kandidat calon gubernur pilkada 2018 di Bali, karna banyaknya Orang Hindu Bali yang jadi pendukungnya (ahoker) saat Pilkada DKI. Apakah ini pertanda akan terjadi karma juga, setidaknya walaupun bukan dia jadi Gubernur Bali di 2018 nanti, tapi sikapnya akan seperti orang yang di dukungnya di DKI

  2. Sungguh aneh tapi nyata dengan negeri ku…
    Aneh sekali malahan, disaat orang yang entah apa jasanya mati2an dibela oleh negara beserta perangkatnya, sedangkan orang yang sudah jelas jasanya malah di hantam habis2an oleh negara dan perangkatnya.
    Padahal beliau juga sudah berperan besar buat memenangkan si penguasa sekarang, dengan memberikan dukungan dirinya beserta para relawannya untuk si penguasa sekarang,
    Aneh…

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER