SCROLL KE ATAS UNTUK BACA BERITA

MENU

Ketika Terorisme Mencari Target Yang Mudah

Review Film “22 Menit,” (2018) Oleh: Denny JA

Secara menyeluruh film 22 menit ini tetap enak ditonton. Kita tahu lebih detail sisi manusiawi dari para insan yang terlibat dalam peristiwa.

Film berjalan maju dan mundur bulak balik. Aneka peristiwa sebelum bom meledak digali.

Mulai dari kisah keluarga korban terorisme. Ini pemuda dari golongan rakyat kebanyak yang menjadi tulang punggung keluaga. Ia tak mengerti politik. Ia hanya bekerja. Namun naas menimpa. Ia ditembak di bagian kepala oleh teroris.

Ada kisah pribadi polisi yang sedang bertugas. Polisi ini sedang bermasalah dengan kekasih. Keterlibatannya dalam menanggulangi bom thamrin mulai menyentuh hati kekasih.

Adegan tembah menembak di jalan Thamrin cukup seru. Heli kopter yang ikut menyerbu ke lokasi cukup memperkaya suasana. Berkompi polisi yang terlatih menyerbu serentak. Hanya dalam tempo 22 menit, gerombolan terorism di Thamrin dilumpuhkan.

Polisi bergerak cepat pula memberangus jaringan ini di aneka kota. Melalui berita kita tahu, yang mengerakkan bom di Thamrin juga berhubungan dengan aksi terorisme di tempat lain.

Sebanyak 8 orang meninggal, 24 korban luka.

Namun kita melihat pola yang semakin jelas. Banyak aksi terorisme di Indonesia, juga internasional, semakin menyasar target yang mudah: Kafe Starbuck, gereja, halte bus.

Semakin mereka tak peduli siapa yang mati. Yang penting pesan mereka sampai ke publik. Mereka ingin menteror semata.

Tapi publik menjawabnya dengan tagar: #KamiTakTakut.

Bravo untuk mereka yang ikut menumpas terorisme dengan peran sekecil apapun. Menangkal terorisme hingga ke akar dapat menjadi pintu masuk untuk meneguhkan kembali rumah bersama bernama Indonesia. *

Juli 2018

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

spot_img

TERPOPULER