MENU

Istana Kadriah, Kesultanan Islam Cikal Bakal Pontianak

< Back 1

Abdurrahmanlalu mendirikan sebuah kerajaan baru bernama Pontianak dengan penandanya  sebuah masjid dan istana kesultanan.

Masjid Jami Syarif Abdurrahman, Pontianak. (foto: istimewa)

Akhirnya pada tanggal 8 bulan Sya’ban 1192 Hijriah, bertepatan dengan hari Senin dengan dihadiri oleh Raja Muda Riau, Raja Mempawah, Landak, Kubu dan Matan, Syarif Abdurrahman dinobatkan sebagai Sultan Pontianak dengan gelar Syarif Abdurrahman Ibnu Al Habib Alkadrie. Dibawah kepemimpinannya kerajaan Pontianak berkembang sebagai kota pelabuhan dan perdagangan yang cukup disegani.

“Jadi kalau di Jawa para wali hanya menjadi pemimpin agama, di sini sekaligus menjadi pemimpin  kesultanan. Filosofi ini divisualkan sebagai burung RAJA-WALI, yang kemudian diadaptasi sebagai burung Garuda oleh Sultan Hamid II ketika diminta merancang lambang negara. Di dunia nyata tidak pernah ada yang kenal burung Garuda, bukan?” jelas Syarif Hamdan Al Kadri, kerabat Sultan Hamid yang mendampingi saya berkeliling-keliling istana.

Ada beberapa versi mengenai asal nama kota Pontianak yang berkembang di masyarakat. Versi pertama dipercaya terkait dengan cerita Abdurrahman yang sering diganggu hantu kuntilanak ketika menyusuri Sungai Kapuar sepanjang 1100 km.

Alkisah untuk mengusir gangguan makhluk halus itu, Syarif Abdurrahmanm melontarkan tembakan meriam. Peluru meriam itu  terlontar melewati simpang tiga Sungai Kapuas dan Sungai Landak dan kemudian jatuh di titik yang sekarang dikenal sebagai Beting Kampung Dalam Bugis Pontianak Timur, atau kota Pontianak.

Tepat pada hari Rabu 14 Rajab 1185 H (23 Oktober 1771), Syarif mulai membuka hutan dipersimpangan tiga Sunga Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas sebagai tempat mendirikan balai dan rumah tinggal. Tujuh tahun kemudian, tepatnya pada1192 H, Syarif Abdurrahman resmi dikukuhkan sebagai Sultan pada kesultanan Pontianak dengan pusat pemerintahan Istana Kadriah.

Versi lain menyebutkan gangguan itu berupa para perompak yang menghadang di daerah Batu Layang. Setelah berhasil mengalahkan para penjahat tersebut, Syarif Abdurrahman memimpin rombongan pelayaran mencari daerah yang lebih baik. Pada 23 Oktober 1771 M (14 Rajab 1181 H), mereka tiba di daerah dekat pertemuan tiga sungai, yaitu Sungai Landak, Sungai KapuasKecil, dan Sungai Kapuas dan memutuskan menetap di situ. Istana Kadriah mulai dibangun pada 1771 M dan baru selesai pada tahun 1778 M. Tak beberapa lama kemudian, Sayid Syarif Abdurrahman Alkadri pun dinobatkan sebagai Sultan pertama Kesultanan Pontianak…. NEXT 3 >

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER