MENU

China Sesalkan Mundurnya Amerika dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB

BEIJING, SERUJI.CO.ID – China menyatakan penyesalan pada Rabu (20/6) atas keputusan Amerika Serikat untuk mundur dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB, dengan media negara menyatakan citra AS sebagai pembela HAM berada di ujung keruntuhan.

Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengumumkan keputusan untuk menarik diri dari keanggotan di dewan tersebut pada Selasa (19/6) atas apa yang dia katakan bias yang kronis terhadap Israel dan perlunya dewan itu direformasi.

Kelompok-kelompok HAM telah mengkritik keputusan tersebut karena mengirim sebuah pesan bahwa AS berubah dan menutup mata atas pelanggaran-pelanggaran HAM di seluruh dunia.

“China menyatakan penyesalan atas keputusan AS untuk mundur dari Dewan HAM PBB,” kata Geng Shuang, juru bicara Kementerian Luar Negeri China dalam taklimat reguler.

“China akan terus bekerja dengan semua pihak, untuk memberikan sumbangannya bagi pengembangan HAM yang sehat di seluruh dunia melalui dialog konstruktif dan kerja sama,” kata dia.

Ketika ditanya soal kritik AS terhadap rekor HAM China, Geng mengatakan AS menapikan fakta-fakta dan bahwa siapapun tanpa prasangka dapat melihat banyak kemajuan yang China telah capai mengenai HAM.

Publikasi resmi komisi anti korupsi China menyebutkan dalam sebuah komentar pada Rabu (20/6), keputusan AS untuk keluar dari dewan tersebut telah membuat citra yang dibanggakan rakyat Amerika sebagai pembela HAM berada di ujung keruntuhan.

Pemisahan keluarga-keluarga imigran di perbatasan AS-Meksiko menunjukkan kemunafikan AS dan bahwa negara itu tidak dapat dan seharusnya tidak mengecam rekor HAM negara-negara lain, katanya.

Soal HAM telah lama menjadi sumber ketegangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia itu, khususnya sejak tahun 1989, ketika AS memberlakukan sanksi-sanksi atas China setelah peumpasan beradarh atas para pengunjuk rasa pro-demokrasi di sekitar Alun-alun Tiananmen Beijing.

China sering menolak kritik terhadap rekor HAM-nya dan menunjuk kepada keberhasilannya dalam menaikkan taraf hidup jutaan rakyatnya dari kemiskinan.

Tetapi Partai Komunis China yang berkuasa tak membiarkan perbedaan padangan politik dan sejak Presiden Xi Jinping naik ke tampuk kekuasaan, puluhan pengacara HAM dan pegiat telah ditangkap atau dipenjarakan dalam penumpasan yang para pegiat katakan lebih buruk daripada beberapa dekade sebelumnya.

Beijing juga mengeluarkan laporan tahunannya yang mengecam AS atas masalah-masalah HAM-nya, dengan menyebut berbagai isu antara lain rasisme, standar politik dan kekerasan dengan penggunaan senjata. (Ant/Su02)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER