MENU

Misman, Sosok Pahlawan Lingkungan di Era Kekinian

Di Kota Samarinda, ada sebuah ironi tatkala sampah yang seharusnya dibuang ke tempat pembuangan sampah, namun justru dibuang ke sungai, padahal sungai merupakan ciptaan Yang Maha Kuasa agar manusia dan dan makhluk lain bisa hidup dengan adanya sumber air melimpah itu.

Membuang sampah dan limbah bagi sebagian besar warga Samarinda seolah menjadi budaya yang diwarisi secara turun-temurun, meski di sisi lain mereka juga memanfaatkan air sungai untuk cuci, dan mandi.

Bahkan, perusahaan daerah air minum pun memanfaatkan air kotor ini untuk disedot dan didistribusikan ke rumah-rumah warga.

Kebiasaan membuang sampah ke sungai ini sudah lama terjadi sejak puluhan tahun lalu, sehingga perbuatan miris ini seperti menjadi sesuatu yang lumrah, tak peduli pagi, sore, bahkan malam, sering terlihat ada pembuang sampah yang melemparkannya baik dari jembatan maupun sambil naik kendaraan.

Bagi sebagian besar orang, pemandangan seperti ini mungkin biasa, tapi bagi Misman, hal ini jelas sangat luar biasa tragis karena sungai seharusnya dirawat dan dijaga bersama agar tetap bersih, indah, dan bisa dijadikan sebagai ekowisata.

Melihat kondisi yang tidak lazim ini, kemudian tiga tahun lalu Misman mulai memungut sampah helai demi helai di Sungai Karang Mumus.

Berbagai pernyataan miring dari sebagian warga pun terlontar atas sikap Misman tersebut, bahkan ada yang mencibir Misman sudah gila karena yang dipungut hanya sehelai, namun juga membuang sampah setiap hari ada ribuan orang.

Namun semua itu tidak menyurutkan tekad Misman karena baginya, helai demi helai sampah yang dipungut setiap hari itu merupakan embrio yang kelak akan berkembang menjadi besar.

“Kalau kita hanya teriak dan membuat selebaran atau imbauan tentang larangan membuang sampah ke sungai, jelas tidak ada yang menggubris karena hal itu sudah sering dilakukan,” tutur Misman.

Menurutnya, memungut sampah yang ia lakukan merupakan cara halus menyindir warga yang suka membuang sampah ke sungai, karena sering ketika ada yang membuang sampah, di tempat itu pula ia memungutnya.

Dia pun tidak menyimpan dendam atas apa yang diperbuat orang tersebut, namun ia hanya berharap agar orang tersebut malu dengan perbuatannya, kemudian sadar bahwa sungai bukanlah tempat sampah.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER