Video klip Thriller bukan produk dari ide brilian, namun dibuat semata-mata karena bintang pop Michael Jackson ingin menjadi monster. Hal itu diungkapkan sutradara John Landis di festival film Venesia, Senin (4/9). Landis berada di Venesia untuk menampilkan versi 3D dari video klip yang dibuat 35 tahun setelah versi aslinya muncul. Video klip itu ditayangkan dalam acara khusus di luar seksi kompetisi.
“Thriller bukan ide bagus siapa pun, itu bukan rencana bisnis brilian. Itu adalah video yang dibuat semata karena Michael ingin menjadi monster dan semua yang terjadi, berkembang dari video itu, sangat sukses dan saya sangat terkejut,” katanya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
Landis mengatakan Jackson pertama mengajaknya membuat video itu karena sang penyanyi menyukai karyanya dalam An American Werewolf in London dan keduanya, bersama penata rias artis Rick Baker, bertemu untuk melihat foto-foto dari film monster zaman dulu.
“Dia menginginkan zombi-zombi, namun masalah terbesarnya adalah mengubah Mike menjadi monster.” katanya.
Saat ditanya mengenai pertemuan pertamanya dengan Jackson, bintang kecil yang tumbuh menjadi Raja Pop dan meninggal dunia pada usia 50 tahun pada 2009, Landis mengatakan bahwa dia periang dan kekanakan dan cepat menjadi teman baik keluarga.
“Michael bertekad kuat bahwa semuanya harus menjadi yang terbaik, terhebat. Dia punya etos kerja yang spektakuler, tapi dia profesional sejak dulu, dia sudah menjadi penampil sejak berusia delapan tahun,” katanya.
Saat membuat Thriller Jackson dengan senang hati datang dan melakukan apa pun yang melakukan apa pun yang diperintahkan. Hal berbeda terjadi ketika mereka bertemu lagi memproduksi “Black or White” pada 1991.
“Di Black or White saya bekerja lagi untuk Michael. Rasanya berbeda. Kami masih baik-baik saja, tapi… dia lebih tertutup,” kata Landis. (Republika/Hrn)