JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Sekretaris Departemen Pemerintahan DPP PDI Perjuangan, Hanjaya Setiawan menilai Ketua Umum PSI Grace Natalie terlihat kalap dan menempuh jalan pintas dengan menyerang partai koalisi untuk menyelamatkan diri sendiri dan mendongkrak elektabilitas PSI yang jeblok.
Hal itu disampaikan Hanjaya menyikapi pidato politik yang disampaikan Grace di Medan International Convention Center, Senin (11/3) yang menyerang partai nasionalis, termasuk partai koalisi Jokowi.
“Manakala Pemilu sudah dekat, ternyata elektabilitas PSI (berdasarkan beberapa survei) masih jeblok. Dana dari pengusaha luar biasa besar, terlihat dari iklan di televisi maupun media luar ruang yang masif, tidak dapat mendongkrak elektabilitas PSI. PSI masih belum beranjak dari partai nol koma,” kata Hanjaya sebagaimana dilansir Antara, Rabu (13/3).
Sebagai sesama partai nasionalis, menurut Hanjaya, PSI seharusnya dapat berjuang bersama-sama mewujudkan Indonesia yang plural, toleran, serta nyaman untuk semua orang, bukan malah membanggakan diri paling hebat, heroik, dan merendahkan partai lainnya.
Hanjaya juga menilai Grace Natalie memainkan sesuatu yang tabu dalam landskap perpolitikan Indonesia.
“Kesombongan akan membuat tersungkur pada akhirnya,” kata calon anggota DPR RI Daerah Pemilihan Jateng I yang meliputi Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, dan Kendal ini.
Kritik Keras Partai Nasionalis, PSI: Kami Tak Perlu Berdiri Jika Kalian Bekerja

Sebelumnya, dalam pidato politiknya di Medan International Convention Center, Senin (11/3) Ketua Umum PSI, Grace Natalie mengkritik dengan keras partai-partai nasionalis yang ada di Indonesia termasuk partai koalisi pendukung Jokowi-KH Ma’ruf Amin.
“PSI sebetulnya tidak perlu berdiri jika Partai Nasionalis mengerjakan pekerjaan rumahnya,” kata Grace dalam keterangan tertulisnya pada media, Senin (11/3).
Disampikan oleh Grace bahwa walau PSI berada dalam ‘satu perahu’ dengan partai nasionalis pendukung Jokowi-KH Ma’ruf, bukan berarti tidak memiliki perbedaan dalam memandang berbagai persoalan.
Grace dalam pidatonya, mengungkapkan berbagai dosa partai nasionalis di Indonesia termasuk koalisi yang mendukung Jokowi. Mulai dari yang diam-diam mendukung Perda Syariah, sampai mempertanyakan sikap partai politik terhadap kasus Meliana di Tanjung Balai.
“Ke mana kalian — Partai Nasionalis — pada September 2018 ketika Ibu Meliana, korban persekusi yang rumahnya dibakar pada saat dia dan anak-anaknya ada di dalamnya, justru divonis bersalah penjara dua tahun oleh pengadilan,” ujar Grace seraya mengungkap upaya PSI melindungi Meliana.